PENGABDIAN GREEN TICKETING WISATA DI DESA WISATA PULAU TIBAN

Universitas Negeri Semarang > FEB UNNES > PENGABDIAN GREEN TICKETING WISATA DI DESA WISATA PULAU TIBAN

Tim pengabdian kepada masyarakat Fakultas Ekonomi yang diketuai oleh Ade Rustiana, dan beranggotakan Nina Farliana dan Ubaedul Mustofa melakukan pengabdian di desa wisata pulau Tiban, yang terletak di desa Kartikajaya, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Juli 2018. Tema pengabdian yang diusung adalah pengembangan green ticketing wisata sebagai upaya peningkatan pendapatan masyarakat dan kelestarian ekosistem pulau.Bentuk pengabdian yang dilakukan adalah sosialisasi green ticketing dengan metode ceramah dan focus group discussion (FGD), pelatihan, simulasi dan pendampingan. Tujuan dilakukannya kegiatan pengabdian adalah mengembangkan potensi wisata alam pulau Tiban dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat sekitar.

Menariknya, kegiatan pengabdian ini adalah tahun kedua dilakukan di desa Kartikajaya, dengan tema pengabdian yang saling berkesinambungan.  Tahun pertama pengabdian tentang pengembangan ekowisata berbasis masyarakat, dan tahun kedua pengembangan green ticketing. Respon positif dari masyarakat yang tergabung dalam kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Kartikabeach menjadikan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berjalan dengan baik, bahkan pemerintah desa Kartikajaya mengajukan kerjasama dalam pengembangan wisata yang ada di Kabupaten Kendal itu.  Hal tersebut diutarakan sebelum kegiatan sosialisasi dilakukan yang meminta materi sosialisasi tidak hanya terbatas pada pengembangan green ticketing saja. Berdasarkan permintaan tersebut, tim pengabdi mengambil inisiatif untuk memberikan materi mengenai pengorganisasian wisata dan green marketing wisata, yang memungkinkan dikembangkan saat ini.

Perlu diketahui, pulau Tiban adalah destinasi wisata yang direkomendasikan untuk dikunjungi karena berjarak 18 kilometer dari pusat Kota Kendal. Menurut penuturan warga setempat, disebut pulau Tiban karena awalnya dilokasi tersebut tidak dijumpai daratan yang menyembur ke permukaan. Namun seiring perjalanan waktu permukaan daratan lambat laun mulai menyembul dan nampak seperti pulau. Kejadian bermula sekitar tahun 2011, desa Kartikajaya yang terletak di pinggir laut mengalami ancaman abrasi. Karena pemanasan global, terjadi kenaikan air laut sehingga tambak produktif di desa tersebut menjadi rusak. Ketika musim angin barat gundukan itu muncul, ketika musim angin timur gundukan hilang. Warga kemudian menanami gundukan yang sudah ditumbuhi rumput dengan pohon cemara dan bakau, karena keberadaan cemara dan bakau memperkuat adanya daratan pulau. Misi warga melakukan upaya ini adalah membuat sabuk pantai alami guna melindungi desa Kartikajaya dari ancaman gelombang pasang yang dapat menyebabkan abrasi. Sekitar tahun 2014, pulau Tiban sudah benar-benar menampakkan dirinya sebagai sebuah daratan yang memanjang dari arah barat ke arah timur sepanjang hampir 1 kilometeran. Luas daratannyapun terus bertambah. Pada tahun 2014 pula, pulau Tiban secara resmi dibuka secara umum sebagai objek wisata layak dikunjungi di Kabupaten Kendal yang terkenal akan ikon sebagai Kota Permata Pantura. (J: Nina Farliana)

Leave a Reply

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: