Minggu, 30 Oktober 2016 Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Semarang mengadakan Seminar Nasional yang bertema “Menggali Potensi Lokal Menuju Ekonomi Kreatif 2030” di Gedung Borobudur Lt.3 LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Universitas Negeri Semarang.
Dalam seminar nasional tersebut menghadirkan tiga pembicara yang berkompeten dan menginspirasi, yaitu Drs. Triyono Budi Sasongko, M.Si, Rahayu Sulistyowaati, S.S, dan Prof. Dr. Etty Soesilowati, M.Si., serta tidak lupa yang memoderatori dan membantu jalannya acara seminar nasional tersebut yaitu Avi Budi Setiawan, S.E,. M.Si.
Acara seminar nasional tersebut dibuka dengan penampilan akustik oleh beberapa perwakilan mahasiswa ekonomi pembangunan, dan dua penampil tari tradisional yang menampilkan tari “semarangan” yang dipersembahkan untuk menyambut pembicara dan peserta seminar nasional. Bapak Drs. Triyono Budi Sasongko, M.Si selaku Pejabat Gubernur Kalimantan Utara periode 2015-2016 dan Bupati Purbalingga pada periode 2000-2010, yang menjadi keynote acara seminar nasional tersebut menyampaikan tiap daerah mempunyai potensi lokal berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, modal, dan sumber daya buatan yang dapat dikembangkan menjadi ekonomi kreatif, untuk meningkatkan pendapatan, pemerataan, dan kesejahteraan masyarakat. Dengan pendayagunaan pembiayaan pembangunan daerah dan investasi diharapkan masyarakat khususnya pemuda dapat berinovasi, kreatif, dan menciptakan terobosan-terobosan baru dengan komitmen, leadership, dan penegakan hukum yang pada saat ini masih menjadi kendala. Beliau berpesan sebagai generasi muda bangsa, perlu memberdayakan dan mengoptSimalkan potensi lokal yang ada di daerahnya karena “kue” pembangunan nasional sudah dibagi rata di setiap daerah di Indonesia.
Dilanjut dengan pembicara kedua yang disampaikan oleh Prof. Etty Soesilowati, M.Si selaku Guru Besar Jurusan Ekonomi Pembangunan dan Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Unnes menyampaikan industri kreatif merupakan siklus ekonomi baik berupa produksi barang atau jasa yang menggunakan kemampuan intelektual yang berbasis ilmu pengetahuan bertujuan jelas, dinamis, dan inovatif. Menurut Prof Etty untuk keberhasilan industri kreatif perlu adanya sinergisitas konsep penta helix meliputi Akademisi, Pengusaha, Pemerintah, dan Masyarakat. Beliau berpesan, sebagai generasi muda harus berani dan yakin. Bergeraklah dan jangan hanya menjadi seorang pegawai saja, tapi bekerjalah sesuai dengan passion serta berpikir secara ”Out of The Box” namun tetap dalam aturan.
Seminar ini diakhiri oleh Ibu Rahayu Sulistyowati, S.S selaku Manager Pemasaran Lembaga Sertifikasi Profesi Batik yang menyampaikan pengembangan ekonomi kreatif di suatu daerah dalam rangka mengembangkan potensi lokal tidak hanya di hulu saja, namun juga di hilir. Hulu dalam hal ini berupa ide kreatif, modal, pelaku, dan ruang kreatif dalam menciptakan suatu produk. Namun, diperlukan adanya Daya saing yang dapat meningkatkan nilai jual produk berupa mematenkan ide agar tidak di akui oleh orang lain. beliau berpesan, untuk memulai suatu usaha harus memperhatikan peluang, potensi, tantangan serta hambatan dalam mengembangan inovasi.
Dengan diadakannya seminar nasional ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan wawasan dalam menggali potensi lokal bagi generasi muda khususnya mahasiswa.