
Di tengah laju transformasi digital yang pesat, perguruan tinggi dituntut untuk
beradaptasi dengan cepat. Tidak cukup hanya dengan menyediakan infrastruktur
teknologi, perguruan tinggi juga perlu menumbuhkan budaya digital di kalangan dosen
dan mahasiswa. Budaya digital bukan sekadar kemampuan teknis, tetapi juga
mencakup cara berpikir, berinteraksi, dan beretika di ruang digital. Budaya digital dalam
lingkungan pendidikan tinggi mencakup kebiasaan menggunakan teknologi secara
efektif dan bertanggung jawab dalam proses belajar mengajar. Ini meliputi keterbukaan
terhadap inovasi, kolaborasi berbasis digital, kemampuan berpikir kritis terhadap
informasi daring, serta sikap etis dalam menggunakan sumber daya digital.
Membangun budaya ini merupakan langkah strategis menuju pendidikan yang lebih
adaptif dan relevan.
Disini, dosen memegang peran penting dalam membentuk budaya digital di kampus.
Lebih dari sekadar pengguna teknologi, dosen idealnya menjadi teladan dalam
penerapan teknologi secara bijak dan kreatif. Sebagai figur yang menjadi acuan, sikap
dosen dalam mengadopsi dan memanfaatkan teknologi secara bijak dapat memotivasi
mahasiswa untuk mengikuti jejak yang sama. Dengan memanfaatkan platform
pembelajaran digital seperti Learning Management System (LMS), video konferensi,
dan sumber daya online lainnya, dosen memberi contoh nyata bagaimana teknologi
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran. Untuk itu, dosen tidak
hanya dituntut untuk menguasai perangkat teknologi, tetapi juga harus mampu
beradaptasi dengan cepat terhadap berbagai inovasi yang ada. Namun demikian, tidak
semua dosen siap menghadapi tuntutan digitalisasi. Keterbatasan literasi digital, rasa
enggan mencoba hal baru, dan kurangnya pelatihan menjadi hambatan nyata. Untuk
itu, diperlukan keberanian untuk eksplorasi bagi dosen untuk bereksperimen dengan
pendekatan digital dalam mengajar.
Di sisi lain, mahasiswa merupakan generasi yang tumbuh dengan teknologi. Mahasiswa
memiliki peran strategis sebagai agen perubahan dalam membentuk budaya digital di
lingkungan kampus. Sebagai generasi yang tumbuh di era teknologi, mahasiswa
memiliki potensi besar untuk menjadi pelopor dalam memanfaatkan teknologi secara
positif dan produktif. Komitmen mahasiswa ditunjukkan melalui partisipasi aktif dalam
pembelajaran digital, kesiapan mengeksplorasi platform baru, serta kemauan untuk
terus belajar dan berkembang dalam ekosistem digital yang terus berubah. Mahasiswa
cepat dalam mengadopsi aplikasi baru, namun tidak selalu memiliki kecakapan digital
akademik, seperti memverifikasi informasi daring atau beretika di ruang siber. Oleh
karena itu, perguruan tinggi perlu mengarahkan potensi digital yang dimiliki agar lebih
terstruktur dan berorientasi pada pengembangan kompetensi. Untuk menumbuhkan
budaya digital, kampus harus menciptakan ekosistem yang kondusif. Mulai dari
menyediakan akses internet yang andal, platform pembelajaran digital yang ramah
pengguna, hingga membentuk komunitas belajar daring. Lingkungan digital yang
nyaman akan mendorong dosen dan mahasiswa untuk lebih aktif berinteraksi dan
berinovasi secara digital.
Selain keterampilan teknis, penting pula untuk menanamkan nilai-nilai etika digital.
Dosen dan mahasiswa harus memahami pentingnya menjaga privasi data,
menghormati hak cipta, serta menghindari plagiarisme. Budaya digital yang sehat
dibangun di atas fondasi integritas akademik dan kesadaran terhadap hak serta
tanggung jawab di dunia maya. Budaya digital membuka peluang kolaborasi yang lebih
luas, baik antarindividu, lintas jurusan, maupun antar kampus. Mahasiswa dapat
bekerja sama dalam proyek daring, diskusi lintas institusi, bahkan riset kolaboratif
menggunakan platform digital. Hal ini mendorong kreativitas dan kemampuan berpikir
lintas batas yang sangat dibutuhkan di era global. Membangun budaya digital di
kalangan dosen dan mahasiswa bukanlah proses instan, melainkan perjalanan panjang
yang memerlukan sinergi, pelatihan, dan semangat inovasi. Dengan dukungan yang
tepat, teknologi dapat menjadi alat transformasi yang memperkaya proses
pembelajaran dan memperkuat daya saing lulusan perguruan tinggi di tingkat global.
Penulis: Ardhana Reswari Hasna Pratista
Program Studi: Akuntansi