Di Desa Tunjungmuli, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga ada sebuah rumah pemberdayaan masyarakat desa yang dikenal dengan Kampung Marketer. Kampung Marketer menampung warga desa untuk dididik dan dilatih terkait digital marketing.
“Kampung Marketer didirikan oleh Mas Novi Bayu Darmawan dengan prinsip sociopreneur, tetapi bisa sukses membangun ekonomi desa.” Ungkap Puji Novita Sari, salah satu anggota tim peneliti.
Penelitian tim Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Penelitian Sosial Humaniora UNNES berhasil menemukan rahasia kesuksesan Kampung Marketer, dan dampak langsung nya terhadap masyarakat Purbalingga.
Puji Novita Sari, Susmy Lianingsih, dan Yulia Sandra Sari. Mereka adalah anggota tim peneliti UNNES yang berhasil mengungkap kesuksesan Kampung Marketer dan dampak social ekonominya terhadap masyarakat Purbalingga.
Mereka dibantu dosen Pembimbing Nurdian Susilowati, S.Pd, M.Pd.
Kepada Jawa Pos, mereka menuturkan bahwa penelitiannya terfokus pada aspek manajemen atau pengelolaan kampung marketer.
“Kami membuat PKM Penelitian Sosial Humaniora tentang Pengeloaan Kampung Marketer.” Ujar Yulia
Peneitian mereka berawal dari rasa penasaran akan kampung marketer yang sukses beroperasi sebagai socialpreneur.
“Kami ingin mengetahui, mengapa Kampung Marketer bisa sukses membangun ekonomi desa. Sociopreneur yang tidak mengutakan profit justru bisa membuat perekonomian desa tumbuh pesat” Ungkap Puji.
Berawal dari hal tersebut, sejak pertengahan April hingga awal Juni mereka melakukan penelitian tersebut.
Ada beberapa responden yang digunakan dalam pengambilan data, yaitu Owner Kampung Marketer, Karyawan, masyarakat yang diberdayakan, dan masyarakat umum Desa Tunjungmuli.
Untuk menambah kualitas penelitiannya, pihaknya juga menuturkan sempat melakukan wawancara dengan Camat Kecamatan Karangmoncol untuk meminta pendapat terkait eksistensi Kampung Marketer.
Selain itu, mereka juga melakukan analisis jurnal penelitian terdahulu untuk memperkuat hasil penelitian yang diperoleh.
“kami melakukan wawancara kepada para responden, dan melakukan penyebaran angket kepada masyarakat yang diberdayakan oleh kampung marketer. Tujuannya untuk validasi keabsahan data penelitian.”
Dari pengujian sampel dan wawancara yang dilakukan, tim peneliti menyimpulkan beberapa hasil penelitian. Yang pertama, kampung marketer memiliki manajemen usaha yang sangat terstruktur. Hal ini menjadikan Kampung Marketer bisa sukses sebagai socialpreneur.
“Berdasar hasil wawancara yang kami lakukan, Kampung Marketer memiliki staff yang bertanggung jawab penuh terhadap masing-masing pengelolaan manajemen dalam Kampung Marketer, yang meliputi Manajemen Sumber Daya Manusia, Keuangan, Operasional, dan Pemasaran.” Ungkap Yulia
“hasil penelitian lain yang kami peroleh bahwasanya Kampung Marketer sudah memberdayakan pemuda berusia 20-25 tahun sebesar 52%. Kampung Marketer mampu menekan arus urbanisasi, tercatat 40,5 berlatar belakang pekerjaan di PT/Pabrik, dan sekarang banyak pemuda memilih bekerja di Kampung Marketer.” Ungkap Puji
Ujar Susmy, penelitian ini juga menemukan bahwa keberadaan Kampung Marketer membuat masyarakat memiliki penghasilan yang layak. Sekitar 56% masyarakat memiliki pendapatan sebesar Rp1.000.000 hingga Rp2.000.000. Hal ini berdampak pada kesadaran akan pendidikan keularga, bahwasanya sekitar 48% masyarakat memiliki kesadaran pendidikan yang tinggi.
Adapun rencana penelitian ini akan dijadikan buku yang membahas kesuksesan socialpreneur kampung marketer. Buku ini sedang diproses oleh tim tersebut.
Mereka mengharapkan penelitian hasil penelitian ini dapat dibaca oleh masyarakat.
Nurdian Susilowati, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing terus memberikan pengarahan dalam penelitian ini. Menurutnya, pihak kampus akan terus mendukung penelitian dan tahap publikasi penelitian ini.
(Susmy Lianingsih)