Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Berhasil Teliti Bisnis Berkelanjutan Pada UMKM Bunga Potong di Wonosobo

Universitas Negeri Semarang > FEB UNNES > Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Berhasil Teliti Bisnis Berkelanjutan Pada UMKM Bunga Potong di Wonosobo

Mahasiswa Pendidikan Akuntansiantara lain Fitri Ayu Lestari dan Hetik wulandari (Prodi Pendidikan Akuntansi) serta Ira Nurviana Widyawati (Prodi Akuntansi) yang  tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) berhasil mendapat pendanaan dari Kemendikbudristek Tahun 2021. Tim dibimbing oleh Dosen Pendidikan Ekonomi, Nurdian Susilowati, S.Pd, M.Pd.

Pihaknya mengungkapkan, salah satu UMKM agrobisnis bunga potong di daerah Wonosobo, Jateng belakangan ini mulai berkembang, meski sempat mengalami penurunan akibat dampak pandemi.

“Pelaku usaha di sana melakukan proses penjualan atau pendistribusian menggunakan teknik door to door, yang sudah menjadi pola untuk proses pengenalan produk ke konsumen,” ujarnya.

Dosen Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Semarang (Unnes), Nurdian Susilowati MPd menilai, Sistem Informasi Akuntasi (SIA) pada UMKM akan membantu pelaku usaha untuk dapat mencapai peningkatan efisiensi, profitabilitas dan kinerja usaha.

Ia menjelaskan, SIA merupakan struktur yang mengelola sumber daya fisik maupun sumber daya lain untuk mengubah data ekonomi menjadi informasi akuntansi agar dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh berbagai pihak.

Dosen yang membimbing sejumlah mahasiswa FE Unnes dalam penelitian terkait hal ini berharap dapat memberikan penjelasan SIA kepada para pelaku usaha untuk membantu dalam pengambilan keputusan, termasuk kelayakan akses keuangan.

“Mahasiswa kami berhasil meneliti Peranan Sistem Informasi Akuntansi dalam Bisnis Berkelanjutan,” kata Nurdian, Kamis (23/8).

Transaksi yang dilakukan para pelaku usaha selama ini masih sederhana yaitu menggunakan nota yang telah ditulis lalu dikirimkan ke pelanggan sebagai bukti penjualan maupun pembelian.

Mereka sejatinya memahami pentingnya pembukuan, namun minimnya pengetahuan membuat kurangnya minat untuk mencatat laporan keuangan secara detail.

Karenanya, adanya SIA dinilai memudahkan kepada pemilik usaha untuk mengetahui penyebab permasalahan yang terjadi selama transaksi terjadi.

“Memang masih sedikit yang memanfaatkan SIA, karena dianggap rumit dan masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hal tersebut,” imbuhnya.

Leave a Reply

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: