KONSERVASI TALENTA : MENTAL HEALTH UNTUK PRODUKTIVITAS DAN SDM YANG BERKELANJUTAN

Universitas Negeri Semarang > FEB UNNES > Gagasan > KONSERVASI TALENTA : MENTAL HEALTH UNTUK PRODUKTIVITAS DAN SDM YANG BERKELANJUTAN

Jika kita berbicara tentang konservasi, pasti sangat erat kaitannya dengan konsep keberlanjutan.
Keberlanjutan tidak hanya soal menyelamatkan lingkungan, tetapi tentang memastikan bagaimana
upaya kita untuk untuk menjaga, melestarikan, atau mengelola suatu hal agar tetap ada dan
berkembang dalam jangka panjang tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang. Sama
halnya dengan pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan manusia yang berkelanjutan tidak
hanya berbicara tentang aspek ekonomi, namun juga aspek sosial dan kesejahteraan karyawan.
Konsep ini juga sudah mulai diterapkan oleh perusahaan yang saat ini berlomba-lomba untuk tidak
hanya memikirkan maksimalisasi profit, tetapi juga menuju ke arah ‘hijau’ di mana mereka
memikirkan people dan planet. Hal ini sejalan dengan Sustainable Development Goals yang ke 3,
yaitu Ensure Healthy Lives and Promote Well-Being for All at All Ages; dan 16, yaitu Promote Peaceful
and Inclusive Societies for Sustainable Development, Provide Access to Justice for All and Build
Effective, Accountable and Inclusive Institutions at All Levels’.
Salah satu aspek yang krusial dari manajemen sumber daya manusia yang berkelanjutan adalah
employee care yang mencakup kesejahteraan karyawan, penyediaan lingkungan kerja yang aman,
mendukung work life balance yang sehat, dan kepedulian terhadap kesehatan fisik dan mental
karyawan. Kesehatan mental menjadi topik yang banyak diperbincangkan, terutama setelah tahun
2021 tercatat menjadi catatan tahun yang memiliki angka bunuh diri tertinggi dalam dua dekade
terakhir.
Kesehatan mental merupakan salah satu pilar penting untuk produktivitas di organisasi. Dukungan
kesehatan mental di tempat kerja memiliki dampak signifikan pada praktik SDM yang berkelanjutan.
Sebuah studi yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) menemukan bahwa gangguan
kesehatan mental merugikan ekonomi global sebesar $1 triliun dalam bentuk hilangnya
produktivitas setiap tahun. American Psychiatric Association (APA) juga mengungkapkan bahwa
karyawan dengan kondisi kesehatan mental yang tidak ditangani lebih mungkin untuk mengambil
cuti sakit dan menjadi kurang produktif dibandingkan dengan yang memiliki akses ke layanan
dukungan kesehatan mental. Studi lain juga mengungkapkan bahwa perusahaan yang
memprioritaskan kesejahteraan karyawan dalam upaya keberlanjutan dapat meningkatan 36%
produktivitas dan keterlibatan karyawan. Hal ini menunjukkan pentingnya menyeimbangkan antara
kesejahteraan karyawan dan keberlanjutan dalam strategi SDM untuk keberhasilan jangka panjang
baik bagi karyawan maupun organisasi.

Saat ini sudah banyak perusahaan, khususnya perusahaan multi nasional dan internasional yang
menjalankan inisiatif untuk menjaga kesehatan mental karyawannya. Sebagai contoh, program
mendatangkan konselor bagi karyawan yang memiliki permasalahan terkait pekerjaan maupun
personal. Dari masalah-masalah yang diceritakan ke konselor, perusahaan dapat membuat inisiatif
atau program lain yang sesuai dengan masalah kebanyakan pegawai. Selanjutnya perusahaan dapat
memfasiliasi atau menjembatani ke lembaga terkait sesuai dengan permasalahan karyawan, misal
Lembaga Bantuan Hukum, Konsultan Finansial, dan sebagainya. Contoh lainnya adalah Microsoft
Rethink. Program ini menyasar kepada karyawan Microsoft yang memiliki anak dan memerlukan
panduan untuk keluarga yang menghadapi tantangan pembelajaran, perilaku, atau perkembangan
pada anak-anak mereka. Program ini menyediakan sumber daya dan materi yang dikembangkan
oleh para ahli perilaku untuk membantu orang tua dan wali mengajarkan anak-anak keterampilan
baru dan mengatasi tantangan perilaku dan pembelajaran. Program ini mendukung akan terciptanya
work life balance yang akhirnya dapat meningkatkan produktivitas.
Manajemen sumber daya manusia yang berkelanjutan sangat penting bagi produktivitas karyawan
itu sendiri dan akhirnya bagi produktivitas organisasi jangka panjang. Dengan memperhatikan
employee well being; khususnya dalam hal ini kesehatan mental karyawan; dapat membuat
karyawan merasa didukung dan dihargai, meningkatkan keterlibatan karyawan, membuat mereka
termotivasi, dan produktif.

Alifa Rizqia Rachmawati
Manajemen_FEB_UNNES

Leave a Reply

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: