Pogram Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Semarang sukses menggelar Focus Group Discussion (FGD) Observasi BUMDes dalam rangka pelaksanaan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PK-KM) pada 18 Agustus 2021. Acara ini merupakan salah satu rangkaian Magang BUMDes Hibah PKKM Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi kepada Prodi Ekonomi Pembangunan UNNES. Gelaran acara ini dimaksudkan untuk menganalisis permasalahan dan potensi BUMDes terpilih, untuk dijadikan sebagai dasar penerapan program di desa tersebut. Kegiatan ini dilakukan secara virtual melalui platform Zoom Cloud Meeting dengan mengundang Kepala Desa dan Pengurus BUMDes terpilih dalam pelaksanaan FGD. Adapun rangkaian acara FGD turut dihadiri narasumber dengan berbagai latar belakang yaitu dari Dispermades Provinsi Jawa Tengah, Dispermades Kabupaten Semarang, Ketua Paguyuban BUMDes, dan Tenaga Ahli Pemberdayaan Mayarakat Kemendes.
Zaenal Azis Maskur, S.STP, M.Si. selaku Kepala Dispermades Jawa Tengah menjelaskan bahwa beberapa permasalahan yang dialami BUMDes yaitu terkait manajamen, belum adanya akses internet (e-commerce), dan kurangnya inovasi untuk pengembangan usaha. Sementara H. Purdam Fuji Astoto (Ketua Paguyuban BUMDES) menambahkan bahwa terdapat kesulitan pembangunan organisasi yang valid dan berkualitas, sehingga BUMDES belum mampu berkontribusi besar terhadap pendapatan desa. Oleh sebab itu, perlunya membangun BUMDes yang kredibel dan mandiri agar dapat berkontribusi besar bagi pendapatan desa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
“Hal pertama (peningkatan kapabilita BUMDes) harus dimulai dari bawah, menata dan membangun organisasi, pemberdayaan kompetensi desa. Jangan semata-mata memikirkan untung” ujar Heru Purwanto, S.sos. dari Dispermades Kabupaten Semarang. Pemaparan disambung oleh Enita Fatmawati, S,E yang menegaskan bahwa ada tiga hal yang perlu diperhatikan menuju kemandirian desa yaitu kapasitas politik dan kepemimpinan, kapasitas birokrasi, dan kapasitas sosial (SDM)
Usai pengenalan dari beberapa praktisi, acara dilanjutkan dengan diskusi per tim yang terdiri dari mahasiswa, dosen pembimbing lapangan (DPL), kepala desa dan perwakilan pengurus BUMDes. Dengan mengundang narasumber dari pihak BUMDes dan desa, diharapkan dapat diperoleh informasi yang akurat mengenai kondisi dan potensi desa serta BUMDes setempat. Hasil diskusi ini yang nantinya akan dijadikan dasar bagi tim magang BUMDes untuk menyusun program yang tepat dalam pengembangan BUMDes. Harapannya dengan pola pikir “milenial” mahasiswa dan sentuhan akademik DPL, dapat menciptakan program yang mampu menyelesaikan masalah dan meningkatkan kapabilitas BUMDes di Kabupaten Semarang