
Dosen dan mahasiswa adalah dua pilar utama dalam membangun peradaban intelektual. Peran dosen tidak hanya terbatas pada pengajaran, melainkan juga sebagai panutan dalam sikap, etika, dan moral. Sementara itu, mahasiswa adalah generasi penerus bangsa yang akan menentukan arah masa depan. Kualitas mahasiswa tidak muncul begitu saja, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan akademik, terutama oleh figur dosen yang menjadi pembimbing. Oleh karena itu, membangun dosen yang berintegritas menjadi langkah awal untuk melahirkan mahasiswa yang berkualitas.
Integritas merupakan nilai dasar yang mencerminkan kejujuran, tanggung jawab, dan konsistensi antara nilai-nilai moral dengan tindakan nyata. Dalam konteks dosen, integritas mencakup kejujuran akademik, keadilan dalam penilaian, keteladanan, dan komitmen terhadap ilmu pengetahuan. Pada konteks kejujuran akademik, dosen sebaiknya berperilaku jujur dengan cara menghindari plagiarisme atau manipulasi data penelitian. Dosen berintegritas juga harus adil saat memberikan penilaian kepada mahasiswa untuk menunjukkan bahwa semua mahasiswa mendapatkan perlakuan yang sama tanpa diskriminasi. Seorang dosen juga wajib memberikan keteladanan yang baik kepada mahasiswa dengan menunjukkan etika kerja, tanggung jawab, dan dedikasi yang tinggi. Komitmen terhadap ilmu pengetahuan dari figure dosen juga harus dioptimalisasi dengan terus mengembangkan diri dan berbagi ilmu secara jujur dan terbuka. Dosen yang berintegritas mampu menciptakan atmosfer belajar yang sehat dan kondusif. Mahasiswa merasa dihargai dan diperlakukan secara adil, sehingga tumbuh rasa percaya dan semangat belajar yang tinggi.
Mahasiswa berkualitas tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, keterampilan berpikir kritis, serta integritas pribadi. Mahasiswa berkualitas bisa dilihat dari berbagai aspek misalnya kemandirian, yaitu dengan tidak hanya mengandalkan dosen tetapi juga aktif mencari dan mengembangkan ilmu.Mahasiswa berkualitas juga bersifat kritis yaitu mampu menganalisis informasi dan tidak sekadar menerima tanpa berpikir, menjunjung tinggi kejujuran akademik dan bertanggung jawab atas tindakannya dan selalu mengembangkan potensi baik seacara teori maupun praktik kehidupan. Peran dosen sangat vital dalam membentuk karakter ini. Mahasiswa akan meniru perilaku dosen, baik secara sadar maupun tidak. Oleh karena itu, sikap dan tindakan dosen menjadi cermin yang akan memengaruhi mahasiswa dalam jangka panjang.
Hubungan antara dosen dan mahasiswa idealnya bersifat simbiotik yaitu saling mendukung dan saling menguatkan. Integritas dosen menciptakan kepercayaan mahasiswa. Ketika mahasiswa percaya bahwa dosennya adil dan jujur, mereka akan lebih termotivasi untuk belajar, lebih terbuka dalam berdiskusi, dan lebih aktif dalam kegiatan akademik. Menjaga integritas di lingkungan akademik bukan hal yang mudah. Banyak tantangan yang dihadapi antara lain Tekanan administratif dan tuntutan publikasi yang dapat mendorong tindakan tidak etis, kurangnya pengawasan atau sanksi tegas terhadap pelanggaran integritas dan adanya Konflik kepentingan, terutama dalam relasi antara dosen dan mahasiswa. Untuk itu, diperlukan upaya bersama dalam pengawasan yang transparan dan akuntabel, pelatihan dan pengembangan profesionalisme dosen, termasuk aspek etika dan kepemimpinan dan Penciptaan budaya kampus yang mendukung integritas, di mana seluruh elemen kampus saling mengingatkan dan mendukung.
Integritas merupakan pondasi dari proses pendidikan yang bermakna. Dosen yang berintegritas akan menjadi penunjuk arah bagi mahasiswa. Sebaliknya, tanpa integritas, ilmu pengetahuan kehilangan nilai dan arah. Untuk menciptakan mahasiswa yang berkualitas, dosen harus memastikan berjalan dalam jalur yang benar dan dengan kolaborasi serta komitmen bersama, budaya akademik yang sehat, jujur, dan bermartabat dapat terwujud