Profil Masjid Jami’ Ulul Albab Kampus UNNES
Tanggal 25 September 1989 adalah awal sejarah Masjid Kampus di IKIP Semarang mengajukan persetujuan memulai pembangunannya. Adalah Sukardi Ranu Wiharjo yang menjabat Direktur Jendral Perguruan Tinggi yang mengirimkan surat kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar mendapatkan persetujuan memulai pembangunan Masjid di kampus IKIP Semarang.
Kemudian, tanggal 17 Mei 1990 Rektor IKIP Semarang, Dr. Retmono mengirimkan surat kepada Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila yang beralamat dengan Departemen Pertambangan dan Energi. Dalam surat tersebut pembangunan Masjid di Kampus IKIP Semarang, dimana pada tahun ajaran 1990/1991 IKIP Semarang akan memindahkan kegiatan di kampus baru desa Sekaran. Harapanya pembangunan Masjid Kampus bisa segera dilaksanakan supaya bisa segera digunakan.
Tanggal 6 Februari 1990, Rektor IKIP Semarang, Dr. Retmono meminta tolong melalui surat yang ditujukan kepada Walikota Kodia Dati II Semarang berkaitan dengan kunjungan Mendikbud dan Gubernur untuk peletakan batu pertama pembangunan Masjid di Kampus IKIP Semarang dikarenakan jembatan Jalan Pramuka Ungaran-Gunungpati putus, sehingga Jalan Pemuda yang lewat selatan ditutup dan truk pengangkut material dilewatkan Jalan Sukorejo Raya – Sekaran. Sehubungan dengan itu mohon Walikota merehabilitasi jalan tersebut.
Pembangunan Masjid Ulul Albab dilaksanakan pada masa kepemimpinan Dr. Retmono—belum Profesor waktu itu—yang saat itu menjabat sebagai rektor IKIP Semarang. Pada saat itu, beliau mengirim surat permohonan pembangunan masjid kampus IKIP kepada Direktorat Jenderal Oerguruan Tinggi, dan mulai peletakan batu pertama pada tanggal 26 Maret 1990 yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Gubernur Jawa Tenggah. Pembangunan Masjid Ulul Albab akhirnya selesai pada tanggal 4 Februari 1993 dan diresmikan oleh prof Prof Dr Fuad Hasan selaku Mentri Pendidikan dan Kebudayaan.
Masjid yang terletak di Jalan Sekaran ini memiliki tiga lantai. Ruang shalat utama terletak pada lantai dua untuk jamaah putra dan lantai tiga untuk jama’ah putri. Untuk lantai saatu sendiri digunakan sebagai Aula pertemuan ketika ada rapat atau kegiatan dari internal maupun eksternal dari Masjid Ulul Albab. Selain ruang shalat dan ruang aula, Masjid Ulul Albab juga memiliki ruang perpustakaan untuk memfasilitasi bagi jamaah yang ingin membaca buku keagamaan.
Di luar bangunan utama Masjid Ulul Albab terdapat sebuah menara yang menjulang tinggi. Bangunan dari menara Ulul Albab ini didesain terpadu dengan desain bangunan utama serta menggunakan material dasar beton yang sama pula. Namun, desain menara Masjid Ulul Albab memakai konsep minimalis tanpa ornamen dan bentuk yang sederhana namun tetap terkesan kokoh. Desain ini mempunyai makna simbolik bahwa setiap manusia terutama umat muslim harus selalu kukuh dalam pendirian dan iman terhadap Tuhan dengan tetap rendah hati dalam segala kesederhanaannya.
Desain unik dari Masjid Ulul Albab UNNES tak hanya berbatas pada makna estetikanya saja, namun desain-desain tersebut juga mempunyai makna filosofis yang lebih dalam sehingga menciptakan suatu ikatan batin tersendiri saat berkomunikasi dengan Sang Pencipta. Rutinitas masjid yang berwarna menjadikan Masjid Ulul Albab tak hanya sekadar tempat beribadah, namun juga wadah bagi para mahasiswa ataupun pengunjung luar untuk mempelajari agama lebih dalam dengan cara yang kreatif dan tidak monoton.
Penulis: Agung Kuswantoro

