Cara UNNES Menghargai Arsip
Oleh Agung Kuswantoro
Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009 tentang kearsipan didalamnya menyebutkan bahwa lembaga kearsipan terdiri dari: ANRI, Arsip Provinsi, Arsip Kabupaten/Kota, dan Perguruan Tinggi/PT. Diantara lembaga kearsipan tersebut yang menarik untuk dikaji adalah adalah lembaga karsipan PT. Menurut para pakar PT sebagai miniatur ANRI karena didalam Perguruan Tinggi terdapat khazanah arsip intelektual yang harus diselamatkan seperti hasil karya cipta pembelajaran dan pengabdian masyarakat.
Menjadi sejarah baru di UNNES pada 22 Desember 2015, UNNES memiliki UPT Kearsipan. Dulu, bidang kearsipan yang mengurusi adalah Tata Usaga/TU. Semenjak adanya UPT Kearsipan, tugas kearsipan tidaklah di TU.
Fakta penerapan Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009 tersebut, bukanlah hal yang mudah agar PT memiliki unit kearsipan (khusus) meskipun unit kearsipan itu kecil. Jika kita perhatikan munculnya unit kearsipan PT ada di PTN yang sudah ber-BH (Badan Hukum), seperti: UI, UNPAD, UPI, UNS, UGM, IPB, dan lainnya.
UNNES atas izin Allah sudah ada unit kearsipan melalui UPT Kearsipan UNNES sehingga dalam penyelenggaraannya pun mengikuti kaidah peraturan yang berlaku mulai dari kebijakan kearsipan, pengelolaan kearsipan (dinamis, inaktif, dan statis), pembinaan kearsipan, organisasi kearsipan, dan sumberdaya kearsipan (sarana prasarana, sumberdaya manusia, dan sumber pendanaan).
Alhamdulillah, atas izin Allah, meskipun UNNES baru memiliki UPT Kearsipan di Desember 2015, posisi kita secara nasional tidaklah mengecewakan. Beberapa sertifikat yang pernah kita peroleh seperti: Harapan 3 Lembaga Kearsipan secara nasional berturut-turut tahun 2016 dan 2017, dimana juaranya adalah PTN ber-BH, namun UNNES bisa tampil.
Pada tahun 2020 kita dilihat mampu mengembangkan kompetensi arsiparis dalam penulisan karya ilmiah ANRI melakukan kegiatan bersama UPT Kearsipan UNNES dalam penulisan kearsipan. Tahun 2022, kita dapat kepercayaan dari ANRI selaku pengurus eksternal, dimana kita diawasi oleh ANRI. Mudah-mudahan mendapatkan hasil yang terbaik. Dimana, pesertanya hanya 9 PTN seluruh Indonesia yang pastinya banyak dari PTN ber-BH.
Sekarang, saya selalu mengatakan kepada arsiparis dan tenaga pengelola arsip agar mulai bersaing dan bersanding dalam bidang kompetensi kearsipannya, karena “panggung” kita selalu sejajar dengan PTN ber-BH. Bahkan, pengawas kearsipan kita yang datang ke UNNES adalah pengawas/penilai dari UGM. Artinya semoga kita selayak UGM. Amin.
UNNES ada, melalui fase-fase yang panjang. Dokumen arsip yang ditemukan oleh UPT Kearsipan itu sejak tahun 1964 ada akte Yayasan IKIP Semarang dimana sudah ada gabungan antara STO dengan FKIP (1960 – 1964).
Di arsip menyebutkan FKIP itu UNDIP yang mengelola. Namun, karena UNDIP belum bisa mengelola dengan optimal didampingi oleh IKIP Yogyakarta Cabang Semarang. Didalamnya perkembangan sangat baik, sehingga menjadi IKIP Semarang tidak Cabang Yogyakarta lagi.
Selama IKIP Semarang inilah lahir 9 putra terbaik IKIP/UNNES yaitu Bapak Mochtar Moenadi selaku presidium IKIP Semarang tahun 1965 – 1966 dan 1966 – 1967. Setelah itu baru namanya Rektor IKIP Semarang yaitu: Bapak Wuryanto; Hari Mulyono, Retmono, Rasdi Ekosiswoyo, AT Soegito, Sudijono Sastroatmodjo, dan Fathur Rokhman. Total 2 Presidium dan 7 Rektor. Insya Allah nanti tambahan satu Rektor lagi yaitu Prof. S. Martono pada tahun 2022 (Rektor ke-8). Pada tahun 1999 IKIP Semarang menjadi UNNES dibawah naungan Rektor Bapak Rasdi Ekosiswoyo. Pada kepemimpinan Rektor Bapak Fathur Rokhman, UNNES mendapatkan Akreditasi Unggul dan bertransformasi menjadi PTN-BH.
Tercatat ada 2 presiden yang berjasa di UNNES yaitu Ir. Soekarno dan BJ. Habibie. Ir Soekarno yang menandatangani Keppres 271/1965 dan BJ. Habibie yang menandatangani Keppres 124/1999.
Sekali lagi UNNES sangat menghormati leluhur, sehingga nama-nama Rektor tersebut menjadi nama sebuah gedung atau infrastruktur di UNNES seperti Auditorium “Prof. Wuryanto”,dan Kampung Budaya “Drs. Hari Mulyono”.
Beli Batik di Kota Pekalongan, Ayo Selamatkan arsip autantik di UNNES Sekaran.
Catatan ini pernah disampaikan saat APEL Senin Pagi di Rektorat, 5 September 2022.