Dosen Universitas Diponegoro, Dra. Niken Fatimah Nurhayati, M.Pd., berhasil meraih gelar doktor usai mengikuti ujian promosi doktor pendidikan program studi Pendidikan Olahraga, Rabu 5 April 2017 di kampus Kelud Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Niken berhasil mempertahankan disertasi “Penerapan Model Permainan ASIK sebagai Pengembangan Kompetensi Inter Personal pada Anak Usia Sekolah Dasar” dengan bimbingan promotor Prof. Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd., kopromotor Prof. Dr. Soegiyanto, KS., MS., dan anggota promotor Prof. Dr. Sugiharto, MS.
Ia menemukan ada anak yang mengalami permasalahan kompetensi inter personal berupa dihindari teman sebaya. Selain itu, muncul permasalahan guru dalam pengembangan materi pembelajaran pendidikan jasmani (penjas). Padahal pembelajaran intrakulikuler dan ekstrakurikuler penjas harus dilaksanakan secara efektif agar mampu membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak.
Menurutnya, permainan dalam lingkup pendidikan, dapat dikemas dalam berbagai mata pelajaran, untuk penjas. Bermain merupakan pengalaman belajar yang baik untuk perkembangan fisik, intelektual, sosial, moral maupun emosional anak. “Atas dasar itu, saya menawarkan solusi dengan menerapkan model permainan ASIK, yakni permainan outdoor learning atau outbond, sebagai pengembangan permainan yang digunakan dalam pembelajaran penjas di sekolah dasar (SD),” katanya.
Pada uji coba skala besar di lima SD model permainan ASIK menunjukkan rata-rata angka 3,9 dari nilai idealnya 4. Artinya, penerapan model permainan sebagai pengembangan kompetensi inter personal pada anak usia SD ini sesuai, relevan, baik, dan memiliki validitas isi yang tinggi.
Hasilnya, ada sepuluh model permainan ASIK yang efektif untuk mengembangkan aspek inisiatif, sikap asertif, sikap terbuka, dukungan emosional, aspek manajemen konflik, dan kompetensi inter personal pada anak di SD. “Kesepuluh model itu yakni, permainan estafet bola, permainan pipa keseimbangan, permainan estafet warna, permainan estafet kotak, permainan menuangkan air, permainan bola voli kain, permainan estafet air, permainan memukul bola di udara, permainan tusuk balon, dan permainan mengurai benang kusut,” jelasnya.
Selanjutnya, guru dapat menerapkan model permainan ASIK pada anak kelas bawah, yaitu kelas I, II, dan III dengan cara memodifikasi aturan, peralatan, maupun penilaian yang digunakan dalam permainan.