Dua orang usai mengikuti ujian promosi doktor pendidikan program studi Manajemen Kependidikan, Senin 27 Maret 2017 di kampus Kelud Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (Unnes). Mereka, dosen Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Veteran Semarang, Slamet, S.Pd., M.Pd., M.Si. dan Kepala SMA 2 Brebes, Sadimin, S.Pd., S.Sos., S.Ipem., M.Eng.
Slamet menyuguhkan disertasi “Pengembangan Model Manajemen Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Bermuatan Nilai-Nilai Multikultural bagi Guru Sejarah SMA” dengan bimbingan promotor Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd., kopromotor Prof. Dr. Haryono, M.Psi., dan anggota promotor Prof. Dr. Wasino, M.Hum.
“Penelitian ini guna mendorong kembali peran pelajaran sejarah membentuk kepribadian manusia Indonesia. Pendidikan ini memiliki fungsi membentuk watak dan karakter bangsa yang mendasari keberadaannya yang heterogen dan multikultural,” terang Slamet.
Sayangnya, kata Slamet, pelajaran Sejarah malah dianggap membosankan. Mengutip penelitian Abdurahman, peserta didik kurang serius saat mengikuti pembelajarab. Rumpun ilmu social itu dianggap tak menarik karena metode pembelajarannya melulu hafalan. Isi materi juga dianggap tak lebih dari rangkaian angka tahun dan urutan peristiwa yang wajib diingat. Padahal mata pelajaran ini memiliki nilai strategis menanamkan keberagaman. Sejarah mencatat Indonesia besar, kuat, dan berhasil lepas cengkeraman penjajah juga karena bersatunya suku, agama, dan ras yang berbeda.
Adapun Sadimin, di bawah bimbingan Prof. Dr. Rer.nat Wahyu Hardyanto, M.Si., kopromotor Prof. Dr. H. Achmad Slamet, M.Si., dan anggota promotor Titi Prihatin, M.Pd. mengangkat disertasi “Pengembangan Model Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru Fisika SMA Berbantuan E Modul”.
Sadimin menginginkan adanya konsep elektronik (E) modul untuk mendukung riset guru Fisika di tingkat SMA. E modul sekaligus akan mempermudah para guru karena dapat mengunduhnya melalui jaringan internet. Konsep tersebut, berisikan metode pelatihan untuk memperkuat penelitian para guru mata pelajaran Fisika.