Publikasi, salah satu hal penting yang harus ditunaikan mahasiswa. Penting karena bisa menjadi ladang investasi yang menggiurkan. Terutama jika karya yang ditulis baik dan mengangkat isu terkini. Biasanya, karya ilmiah yang baik sering diundang menjadi pembicara di seminar.
Selain investasi menggiurkan, publikasi juga salah satu syarat kelulusan program magister dan program doktor. Calon magister wajib mempublikasi karya ilmiah di jurnal ilmiah terakreditasi atau diterima di jurnal internasional. Sedangkan calon doktor wajib menerbitkan karya ilmiah di jurnal internasional bereputasi. “Diwajibkan karena belum budayanya. Maka perlu menanamkan budaya menulis agar tercapai misi pendidikan tinggi Inonesia yakni, meningkatkan akses, relevansi, dan mutu perguruan tinggi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas,” kata Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ristekdikti, Prof. Intan Ahmad, Ph.D. saat mengisi kuliah umum, Senin 20 Maret 2017, di kampus Kelud Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Kuliah umum “Penulisan Artikel Ilmiah Mahasiswa” ini dihadiri Rektor Unnes Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Direktur Pascasarjana Prof. Dr. H. Achmad Slamet, M.Si., Wakil Direktur I Prof. rer.nat. Wahyu Hardyanto, M.Si. Ph.D., Wakil Direktur II Prof. Dr. Tri Joko Raharjo, M.Pd., para koordinator program studi S2-S3, para sekretaris program studi S2-S3, dan mahasiswa Pascasarjana Unnes.
Prof. Intan mengemukakan, Unnes yang berada posisi ranking 41 dengan 195 dokumen scopus, dapat naik rankingnya apabila ada kerja keras dari warga Unnes untuk menghasilkan penelitian. Maka dari itu, mahasiswa harus kreatif dan selalu mengasah kemampuan lewat menulis. “Tipsnya, cari waktu khusus untuk menulis, hindari plagiarism, minta kolega atau rekan untuk membaca tulisan anda,” jelasnya.
Prof. Fathur turut menyampaikan, Unnes berkomitmen mendorong mahasiswa lulus tepat waktu untuk S2 lulus empat semester dan S3 lulus tujuh semester. Selain itu, Unnes yang telah berakreditasi unggul (A) telah menerapkan kurikulum berbasis kompetensi dan konservasi.
Unnes juga mendorong semua dosen untuk wajib menghasilkan penelitian, karya ilmiah, dan jangan sampai ada profesor yang mengeluh dengan permendikti Nomor 20 Tahun 2017. “Unnes akan memfasilitasi para profesor untuk bisa menulis,” terangnya.