Banyak kendala yang dihadapi berkenaan dengan penerapan Kurikulum 2013 (K13) untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di SMP Nusa Tenggara Timur (NTT). “Kendala yang dihadapi berkenaan dengan penyiapan perangkat pembelajaran, penerapan pendekatan saintifik, model-model pembelajaran, perancangan penilaian pembelajaran, dan pelaporan hasil penilaian rapor,” kata Drs. Lukas Maria Boleng, M.Kes., saat mengikuti ujian promosi doktor program studi Pendidikan Olahraga, Kamis 8 Desember 2016, di kampus Bendan Ngisor Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (PPs Unnes).
Lelaki kelahiran Flores tersebut berhasil mempertahankan disertasi “Implementasi Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama Bidang Studi Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Timur” dengan bimbingan promotor Prof. Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd., kopromotor Prof. Dr. Sugiharto, M.S., dan anggota promotor Dr. Taufiq Hidayah, M.Kes.
Dalam disertasinya, Lukas menyebutkan Kepala Unit Implementasi Kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) NTT mengukapkan kendala yang dihadapi oleh sekolah dan guru dalam mengimplementasikan K13. Kendala tersebut berkenaan distribusi buku, pelatihan dan pendampingan, serta perangkat pembelajaran yang masih membingungkan para praktisi di lapangan. “Berdasarkan dengan kenyataan di lapangan, saya tertarik untuk mengevaluasi implementasi K13 SMP di NTT,” katanya.
Mengambil sampel di 16 SMP diperoleh hasil bahwa reaksi siswa terhadap lingkungan belajar dalam K13 sudah berjalan cukup baik. Namun, hasil belajar siswa dalam implementasi K13 belum berjalan baik sedangkan penguasaan keterampilan, pengetahuan, dan perilaku belum terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Kesimpulannya, implementasi K13 di SMP NTT, baik dari reasksi siswa, pencapaian hasil belajar, perilaku siswa, keterampilan, pengetahuan dan sikap berada pada kategori cukup. Dengan kata laion, implementasi kurikulum belum berjalan dengan semestinya. “Disarankan guru dilibatkan dalam pelatihan kurikulum, peningkatan sumber daya sekolah, serta pendekatan sainntifik kepada siswa harus dilakukan secara utuh,” jelasnya.