Kembangkan Model Manajemen Pendidikan Antikorupsi, Dra. Rini Wediningsih, M.S. mempertahankan disertasi pada ujian promosi terbuka Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (PPs Unnes), Rabu 28 September 2016 di di kampus Bendan Ngisor. Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas 17 Agustus 1945 Semarang (Untag) ini menulis disertasi “Pengembangan Model Manajemen Pendidikan Karakter Antikorupsi Berbasis Interaksi Sosial di Sekolah dan Keluarga”.
Di bawah bimbingan promotor Prof. Dr. Maman Rachman, M.Sc., kopromotor Dr. Agus Wahyudin, M.Si., dan anggota promotor Prof. Dr. Rusdarti, M.Si. , Rini mempertahankan hasil penelitiannya dengan meraih predikat sangat memuaskan sebagai doktor ke-226 lulusan PPs Unnes.
Rini menyatakan, korupsi merupakan persoalan yang multi dimensi, sehingga dalam upaya memberantas diperlukan adanya tanggung jawab dari semua pihak, yakni masyarakat/ orang tua dan pemerintah, khususnya dalam dunia pendidikan. Usaha memberantasnya dibutuhkan dukungan pembentukan karakter generasi muda yang jujur, disiplin, dan tangguh. “Karakter seperti ini akan mendorong generasi muda untuk berkata tidak pada korupsi,” ungkapnya.
Sedangkan Rini menemukan fakta di beberapa kasus Ujian Nasional (UN) yang lebih mementingkan aspek intelektualnya daripada aspek kejujurannya. Tingkat kejujuran hanya 20% karena masih banyak sisiwa yang menyontek dengan berbagai cara.”Menjawab permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu model manajemen pendidikan karakter antikorupsi di sekolah dan keluarga dengan SMP 3 semarang sebagai proyek percontohan,” kata perempuan 57 tahun silam.
Hasilnya, model manajemen pendidikan karakter antikorupsi berbasis interaksi sosial telah melibatkan keluarga mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan maupun pengendalian. Sekolah dan keluarga telah bersinergi untuk mengembangkan pendidikan karakter antikorupsi. “Selanjutnya, saya merekomendasikan agar diadakan open house secara terjadwal untuk berdiskusi dan menampung masukan dari orang tua siswa terkait kegiatan belajar menagajar,” ujarnya.
Prof. Maman Rachman selaku promotor menilai Rini sebagai sosok yang responsif terhadap masalah terbesar di Indonesia. Lewat penelitian ini, Rini ingin memutus mata rantai korupsi sejak dini. “Saya harap dengan diraihnya doktor, anda dapat mengimplementasikan pendidikan antikorupsi pada diri sendiri dimanapun anda berada sehingga perilaku korup dapat berkurang,” katanya.