Salah satu pendiri Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yayasan Pengembang Potensi Insani (YPPI), Ir. Drs. H. Mudzakir MZ, MM., mengikuti Ujian Terbuka Doktor pada Senin, 25 April 2016 di Kampus Bendan Ngisor Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Semarang (Unnes). Disertasi berjudul “Pegembangan Model Manajemen Kurikulum Berorientasi Soft Skill Mahasiswa pada Program Studi manajemen Jenjang Strata Satu Perguruan Tinggi Swasta di JawaTengah” sukses menjadikannya Doktor ke-211 PPs Unnes.
Dia mempertahankan disertasinya di bawah bimbingan promotor Prof. Dr. H. Rasdi Ekosiswoyo, M.Sc., Prof. Dr. Maman Rachman, M.Sc., Prof. Dr. Samsudi, M.Pd.
Mudzakir menemukan kenyataan bahwa hasil dari proses pendidikan telah melahirkan pengangguran dengan jumlah yang cukup besar. Ini ditunjukkan dengan Pangkalan Data Perguruan Tinggi (Ditjen Dikti, 2013) bahwa pengangguran terdidik terbanyak adalah lulusan dari perguruan tinggi sebanyak 12,78%. “Prodi yang diasumsikan sebagai kontributor pengangguran terbanyak berasal dari prodi manajemen, baik dari PTN maupun PTS,” ungkap laki-laki 65 tahun silam.
Pengangguran, menurut Mudzakir, diduga karena kurang selarasnya perencanaan pembangunan pendidikan dan berkembangnya lapangan kerja yang tidak sesuai dengan jurusan. Lulusan lebih mengedepankan kemampuan hard skill serta ketidakmampuan lulusan dalam mengembangkan soft skill, sehingga hanya mampu mencari pekerjaan dan tidak mampu menciptakan pekerjaan. “Menjawab permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu model manajemen kurikulum yang berorientasi soft skill untuk prodi manajemen S1,” katanya.
Hasilnya, dalam implementasi model perlu memperhatikan komitmen dan disiplin tinggi dari kaprodi sebagai pelaksana pembelajaran, dosen sebagai komponen dalam proses pembelajaran, dan mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan pengembangan soft skill. Model juga dapat digunakan sebagai referensi dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan manajemen kurikulum dan pengembangan soft skill mahasiswa.
Raihan gelar doktor diharapkannya dapat mendukung dan memperkuat fondasi monumental Keluarga Besar Muzayyin yang dibangun di Rembang, yakni STIE ‘YPPI’. Monumen ini didasarkan pada kesadaran untuk ikut mewujudkan terselenggaranya pendidikan dan pengajaran dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, sekaligus untuk mempertinggi derajat kehidupan sebagai khalifah di muka bumi. “Insya Allah akan bertambah satu lagi, yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen dan Ilmu Komputer,” kata anak ketiga dari sembilan bersaudara itu. (Shabrina)