Berawal dari adanya kesenjangan teoretis, dosen Pendidikan Matematika Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Dra. Agustina Sri Purnami, M.Pd. menyusun disertasi yang berjudul “Model Pembinaan Profesi Guru Matematika SMP Tersertifikasi melalui Diklat Berbasis MCP-MeC di Kota Yogyakarta”. Ia mempertanggungjawabkan disertasinya pada Ujian Terbuka Doktor di kampus Bendan Ngisor Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Semarang (Unnes), belum lama ini.
Dengan bimbingan dari Prof. Dr. Rasdi Ekosiswoyo, M.Sc., Prof. Dr. Haryono, M.Psi., dan Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Agustina lulus dengan predikat sangat memuaskan.
Lulusan ke-144 Manajemen Pendidikan Unnes ini menyakini guru yang telah bersertifikasi belum optimal dalam mengembangkan keilmuannya, belum senantiasa meng-update ilmu pengetahuannya, penguasaan kompetensi profesional belum optimal, serta ada reseacrh gap. Maka, perlu dicari strategi dalam melaksanakan pembinaan guru. “Akibat yang ditimbulkan, kinerja guru matematika bersertifikasi, dalam hal ini kompetensi profesional, hasilnya belum optimal,” ungkap Agustina.
Hasil penelitian awal menunjukkan pembinaan yang pernah dilakukan terhadap guru matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang telah bersertifikasi belum sistematis. Akibatnya, kinerja guru yang dihasilkan masih dalam kecenderungan sedang.
Setelah dilakukan pelatihan model Mathematics Coaching Program dengan monitoring dan pembinaan elektronik (MCP-MeC) , terapat peningkatan kompetensi profesional dari kecenderungan sedang ke kecenderungan tinggi. Karena itu, dia menyarankan pemangku kepentingan untuk segera melakukan pembinaan model MCP-MeC kepada guru matematika SMP tersertifikasi di Kota Yogyakarta.
“Saya berpesan Dr. Agustina agar mempunyai rapor. Rapor yang dimaksud ialah menjalani hubungan baik. Itu penting dimiliki oleh setiap mahasiswa untuk mendapatkan hati dosen pembimbing. Terlepas dari itu, mahasiswa juga harus menunaikan tugas yang diberikan oleh dosen,” kata Prof. Rasdi Ekosiswoyo selaku promotor. (Shabrina)