Demikian ungkapan Prof. Dr. Rustono, direktur PPs Unnes dalam pembukaan Seminar Nasional dengan tema “Pubilasi Hasil Penelitian Tesis dan Disertasi pada Jurnal Ilmiah” yang berlangsung kemaren Sabtu 29 Nopember 2014, bertempat di Ruang Poncowati Hotel Patra Jasa Semarang. Menurut Dr Eva Banowati selaku Ketua Panitia dalam laporannya menjelaskan, seminar sehari ini diikuti oleh 883 orang peserta di antaranya para alumni PPs Program S2 dan S3 serta mahasiswa PPs terutama yang telah duduk di semester 3 atau mereka yang telah siap ujian Tesis maupun Disertasi dengan jumlah makalah sekitar 350. Lebih jauh direktur PPS sekaligus bertindak sebagai keynote speaker, menyorti terhadap masih lemahnya tata bahasa penulisan Tesis maupun Disertasi yang ada di PPs UNNES. Untuk dapat ujian baik Tesis maupun Disertasi setiap mahasiswa wajib menunjukkan bukti fisik termuatnya artikel penelitiannya di Jurnal Nasional untuk jenjang S2 sedangkan utuk S3 di Jurnal internasional terindeks yang diakui oleh Dikti. Prof. Dr. Ir Djoko Santoso, M.Sc (Mantan Dirjen Dikti dan Rektor UI) menjelaskan bahwa Dikti telah mengharuskan semua dosen terutama untuk Jabatan minimal Lektor untuk bisa naik pangkat wajib memiliki artikel tulisan yang terpublikasi di Jurnal Internasional terindeks yang terakreditasi Dikti. Hasil publikasi Perguruan Tinggi Indonesia yang terindeks scopus tahun 2010 hanya 10, tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 12 dan 2013-2014 (Aguatus) naik menjadi 13 jauh di bawah negara tetangga terdekat Singapura, Malaysia, Thailand dan Philipina dimana dari capaian tersebut sebagian besar masih didominasi oleh ITB. Lebih lanjut sebuah sindirian halus dilontarkannya, bahwa akan sangat aneh kalau dosen yang tidak pernah menulis di Jurnal Internasional, justru menuntut mahasiswanya harus menuliskan artikel penelitiannya di Jurnal Internasional sebagai persyaratan kelulusan. Pembicara kedua adalah guru Besar FT Universitas Negeri Malang yaitu Prof. Dr. Amat Mukhadis, M,Pd menjelaskan bahwa Tesis dan Disertasi adalah bahan baku jurnal. Dijelaskan berbagai persyaratan untuk dapat menembus sebuah Jurnal Internasional, seperti keaslian, kualitas, kemutahiran, manfaat di samping format dan style. Setelah paparan materi dari kedua Pakar tersebut, dilanjutkan dengan diskusi dalam empat kelompok yang menyajikan masing-masing 10 pemakalah dari peserta khusus yaitu mereka yang berstatus memperoleh bea siswa. Dalam konferensi pers kedua pakar menegaskan bahwa sesuai aturan yang telah ditetapkan, maka setiap PT wajib mendorong para mahasiswanya untuk dapat menyelesaikan studi sesauia ketentuan yang ada.(md,ar,pr).