Secara historis, para founding fathers telah menetapkan bahwa pembangunan karakter bangsa merupakan hal yang penting dalam pembangunan bangsa. Isu ini kembali mencuat ketika dirasa mentalitas bangsa merosot ditengah-tengah krisis dimensional yang menerpa bangsa Indonesia yang berimplikasi pada rusaknya tatanan bangsa. Kondisi tersebut mendorong diselenggarakannya seminar nasional Pembangunan Kharakter dan Pertahanan Negara dengan tema Pendidikan Kharakter Untuk Menghadapi Disintegrasi Bangsa, yang diselenggarakan oleh Unnes bekerja sama dengan Akmil pada tanggal 19 Februari 2013 di Gedung A.H. Nasution Akmil Magelang.
Seminar dibuka Gubernur Akmil Mayor Jenderal TNI Istu Hari Subagio, S.E., M.M., didampingi oleh Pembantu Rektor Unnes bidang Administrasi Umum Dr. Wahyono, M.M. dan dihadiri tak kurang dari 500 peserta dari Akmil, Unnes, Akpol, pejabat kota Magelang, guru, dan peserta lain
Keynote Speaker adalah Menteri Pertahanan RI yang diwakili oleh Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementrian Pertahanan, Dr. Ir. Pos. M. Hutabarat yang mengungkapkan bahwa kesadaran membela negara merupakan never ending process yang harus diperjuangkan. Pembangunan kharakter bangsa merupakan hal strategis dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa yang timbul akibat pengaruh globalisasi. Internalisasi kesadaran bela negara akan menimbulkan jiwa nasionalisme dan kecintaan terhadap bangsa.
Seminar yang dipandu Prof. Dr. Fathur Rokhman (Unnes) dan Sonya Hellen Sinombor (Kompas) itu, menampil tiga pembicara yaitu Prof. Masrukhi, M.Pd. (Pembantu Rektor Bidang kemahasiswaan Unnes), Dra.Jaleswari Pramodhawardani, M.Hum. (pengamat pertahanan dan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI), dan Prof. Dr. Ichlasul Amal, dosen Universitas Gadjah Mada (UGM).
Prof. Ichlasul Amal menyampaikan pandangannya bahwa pembangunan karakter bangsa diarahkan untuk membangun karakter dalam kerangka persatuan Indonesia.Oleh karena itu, persoalan persatuan Indonesia wajib diajarkan dan dipraktekkan dalam semua tingkat pendidikan.Dalam hal ini, peran pendidikan dalam hal pembanguan kharakter bangsa sangat penting dan sudah menjadi dasar dari pendidikan nasional, walaupun di sejumlah perguruan tinggi realisasinya masih mengalami hambatan.
Prof. Masrukhi menyoroti pembangunan kharakter dari perspektif pendidikan. Idealisme pendidikan Indonesia adalah menciptakan insan yang cerdas secara holistik dan kompetitif. Prinsip pendidikan kharakter adalah value based, bersumber dari nilai luhur bangsa yaitu Pancasila. Pendidikan kharakter merupakan internalisasi nilai bukan sekedar transfer of knowledge.
Jaleswari sebagai pembicara terakhir membahas tentang radikalisme dan terorisme dalam kurikulum Akademi Militer. Kurikulum pendidikan Akmil perlu merespon perkembangan dan trend ancaman yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa. Hal tersebut penting agar Akmil tidak sekedar menghasilkan seorang teknisi melainkan seorang prajurit profesional yang matang dalam mengkalkulasi situasi, termasuk dalam war zona yang efektif sehingga visi melahirkan Perwira yang memiliki karakter, berpengetahuan global, berwawasan kebangsaan dan profesional serta dicintai rakyatnya dan terwujud dalam sosok kongkrit di medan tugas.