Tim Pandawa Universitas Negeri Semarang (UNNES) berhasil meraih peringkat 8 mobil teririt dengan efisiensi 131 Km/liter bahan bakar dalam kategori Urbanconcept ICE pada ajang Shell Eco-Marathon Asia 2019 yang digelar di Sepang International Circuit, Malaysia pada 28 April – 2 Mei.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik Dr Wirawan Sumbodo MT mengatakan, perolehan peringkat 8 pada ajang Shell Eco-Marathon Asia 2019 menunjukkan adanya peningkatan yang positif karena pada keikutsertaan sebelumnya pada tahun 2017 dan 2018, Tim Pandawa meraih peringkat 12 dan 11.
“Pada tahun ini, pandawa terpilih menjadi perwakilan Indonesia dalam Opening Ceremony sekaligus mewakili tim-tim Indonesia lainnya yang berjumlah 26 tim berasal dari perguruan tinggi bergengsi. Hal ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri khususnya bagi Tim Pandawa UNNES karena dapat menjadi perwakilan Indonesia mengibarkan sang merah putih berjajar dengan negara-negara Asia lainnya,” kata Dr Wirawan.
SEM-Asia merupakan event tahunan yang menantang tim mahasiswa dari perguruan tinggi se-Asia untuk mendesain dan membangun mobil sangat irit bahan bakar. Sebanyak 18 negara dengan total 120 tim mengikuti event ini. Terdapat dua kategori dalam perlombaan ini yaitu prototype dan urban concept. Untuk kelas bahan bakar, terdapat tiga kelas yaitu Internal Coumbustion Engine (ICE), Battery Electric, dan Hidrogen.
Perjalanan Tim Pandawa dalam meraih hasil tersebut harus melalui perjuangan. Setiap tim harus melewati 3 Fase seleksi sebelum dinyatakan dapat berkompetisi di event ini. Selain itu, pada saat perlombaan, setiap tim harus melewati technical inspection sehingga mobil dinyatakan layak untuk mengaspal di sirkuit.
Fajar Satrio Aji selaku Ketua Tim Pandawa UNNES menyatakan bertekad terus melakukan riset untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
“Salah satu hal yang ingin dilakukan adalah dengan menerapkan material body yang lebih ringan serta pembenahan sistem transmisi. Hal ini sbagai upaya penghematan energi khususnya bahan bakar fosil serta untuk mendukung visi UNNES sebagai kampus konservasi dan bereputasi internasional,” kata Fajar. (Sumber: unnes.ac.id)