Corona Virus Disease-19 (COVID-19) merupakan penyakit pandemi yang disebabkan oleh virus corona baru, Severe Acute Respiratory Syndrome- Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Penyakit COVID-19 ini telah menjadi masalah kesehatan yang sangat serius. Sudah satu tahun lebih, pandemi Covid-19 menjadi mimpi buruk bagi dunia, termasuk Indonesia. Lebih dari 113 juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi Covid-19. Berdasarkan data dari Worldometer, Jumat (26/2/2021), angka kematian Covid-19 telah mencapai lebih dari 2,5 juta kasus. Pandemi Covid-19 telah membuat miliaran orang hidup dengan banyak pembatasan dan aturan ketat demi mengurangi risiko penularan virus corona SARS-CoV-2. Kapan pandemi Covid-19 ini akan berakhir ?, tidak ada satu orangpun yang tahu. Covid-19 telah mengubah tatanan kehidupan masyarakat dunia.
Pemerintah Indonesia telah mulai melakukan program vaksinasi untuk masyarakat Indonesia. Namun demikian, bagi masyarakat yang telah divaksin tetap menerapkan protokol kesehatan karena tidak ada vaksin 100% efikasi dan serta merta mencegah terinfeksi virus Sars-CoV-2. Pemerintah juga telah membuat kebijakan new normal (tatanan kehidupan baru) dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, peribadatan dan lain-lain dengan tetap menggunakan protokol kesehatan pencegahan COVID-19, seperti 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan). Disamping itu diharapkan masyarakat juga melakukan pencegahan internal melalui peningkatan imunitas untuk melindungi diri dalam mencegah penularan SARS-Cov-2 dan kejadian COVID-19. Hal ini bisa dilakukan dengan asupan berbagai nutrisi seimbang dan zat untuk imunomodulator.
Sistem Kekebalan Tubuh dan Covid-19
Pasien COVID-19 mengalami kejadian penurunan jumlah limfosit darah perifer dan peningkatan sitokin inflamasi. Infeksi SARS-CoV-2 dapat dengan cepat mengaktifkan sel T patogenik dan menghasilkan faktor stimulasi koloni granulosit-makrofag (GM-CSF) dan IL-6. GM-CSF selanjutnya akan mengaktifkan monosit inflamasi CD14+ CD16+ dan menghasilkan lebih banyak IL-6 dan faktor-faktor inflamasi lainnya, sehingga menghasilkan badai sitokin yang menyebabkan kerusakan parah pada paru-paru dan organ lainnya.
“Badai sitokin”, yaitu respon inflamasi sistemik dan masif akibat pelepasan berbagai molekul sitokin proinflamasi (IFN-α, IFN-γ, IL-1b, IL-6, IL-12, IL-18, IL-33, TNF-a, TGFb, dll.) dan kemokin (CCL2, CCL3, CCL5, CXCL8, CXCL9, CXCL10) yang terus menerus oleh sel-sel imun yang aktif karena adanya virus yang masuk dalam tubuh dan dikenali sebagai agen asing oleh sistem imun tubuh. Mirip orang dengan SARS-CoV, orang dengan infeksi MERS-CoV yang parah juga menunjukkan peningkatan kadar IL-6, IFN-a, dan CCL5, CXCL8, CXCL-10 dalam serum dibandingkan dengan mereka yang memiliki penyakit ringan-sedang (Zhou et al. 2020).
Sistem kekebalan tubuh yang berfungsi dengan baik sangat penting dalam memerangi COVID-19. SARS-CoV-2 dapat dilawan oleh respon imun bawaan dan adaptif, seperti halnya SARS-CoV. Sistem imun perlu ditingkatkan dalam mencegah terinfeksi virus SARS-CoV-2 melalui modulasi (mengatur) sistem imun tubuh menggunakan imunomodulator dengan meningkatkan pembentukan antibodi dan sitokin serta memperbaiki fungsi fagosistosis. Imunomudulator adalah zat atau substansi yang dapat memodifikasi respon imun, mengaktifkan mekanisme pertahanan ilmiah maupun adaptif, bisa mengembalikan sistem imun yang terganggu. Sifatnya ada dua yakni imunostimulan, ada senyawa yang dapat meningkatkan respon imun, juga bersifat imunosupresif untuk menekan respon imun, meredakan hiper-inflamasi dan lainnya Imunomodulator tidak menyebabkan terjadinya respon imun seluler maupun humoral, melainkan menyebabkan modulasi dari sistem imun berupa stimulasi atau supresi. Imunomodulator mempunyai aspek terapi khusus yang berkaitan dengan mekanisme sistem imun sehingga dapat digunakan untuk terapi terhadap penyakit-penyakit yang berkaitan dengan sistem imun seperti penyakit infeksi, keganasan dan gangguan fungsi sistem imun.
Wedang Uwuh sebagai Imunomodulator
Salah satu produk minuman tradisional yang kaya akan antioksidan dan kemungkinan dapat digunakan sebagai imunomodulator adalah wedang uwuh. Wedang uwuh merupakan minuman asli Yogyakarta terutama berasal dari daerah Imogiri, Bantul. Dalam bahasa Jawa, wedang artinya minuman sedangkan uwuh artinya sampah. Jika dirangkaikan menjadi minuman sampah. Maksud minuman sampah adalah minuman yang terdiri dari campuran beberapa bahan. Wedang Uwuh adalah minuman yang berbahan dasar kayu secang, jahe, daun pala, daun kayu manis, ranting cengkeh, cengkeh, daun cengkeh. Bahan-bahan penyusun wedang uwuh tersebut diketahui mempunyai kandungan zat yang dapat digunakan sebagai minuman yang dapat berfungsi sebagai minuman kesehatan.
Fakta bahwa wedang uwuh sangat berkhasiat dan menyehatkan tubuh tidak akan lepas dari jenis bahan yang digunakan. Secara umum wedang uwuh terdiri dari beberapa bahan rempah yaitu: jahe (Zingiber officinate), kayu Secang (Caesalpina sappan), cengkeh (Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum), kayu manis (Cinnamomum zeylanicum), daun pala (Myristica fragrans), sereh (Cymbopogon citratus), kapulaga, gula batu. Minuman wedang uwuh baik bagi kesehatan tubuh di antaranya untuk menyembuhkan batuk ringan, menambah stamina tubuh, dan meningkatkan kekebalan tubuh.
Khasiat Rempah Wedang Uwuh
Jahe (Zingiber officinale Roscoe) merupakan herbal yang mengandung berbagai komponen senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, fenol, terpenoid, dan minyak atsiri antara lain zingerone, paradol, gingerols dan shogaols. Senyawa-senyawa tersebut dapat menghambat bakteri patogen seperti Escherichia coli, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus. Ekstrak jahe diketahui dapat menstimulasi sitokin pronflamasi (IFN-γ and TNF-α) dan ekspresi iNOS serta makrofag. Senyawa bioaktif utama dalam jahe yaitu 6-gingerol memiliki potensi di bidang farmakologi dan mikrobiologi, seperti antiparasit, antitumor, anti-inflamasi and antioksidan dan imunomodulator. Senyawa 6-gingerol dalam jahe membuktikan efisiensi anti-virus terhadap SARS CoV-2 dengan menunjukkan afinitas pengikatan tertinggi dan interaksi dengan beberapa target COVID-19 termasuk protease virus, protein pengikat RNA, protein Spike. Penelitian membuktikan bahwa 6-gingerol dari tanaman jahe dapat sebagai obat untuk novel COVID-19.
Kayu secang (Caesalpinia sappan Linn) dapat dimanfaatkan sebagai minuman herbal untuk antiradang, pemurnian darah, antidiabetik, antikanker, antitumor, antimikroba, antivirus, imunostimulan, dan antijamur. Penemuan baru melaporkan bahwa ekstrak kayu secang berpotensi sebagai agen imunosupresif.
Cengkeh (Szygizium aromaticum) dikenal sebagai obat tradisional untuk gangguan gigi, gangguan pernapasan, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Cengeh mengandung senyawa glikosida, saponin, flavonoid, steroid, tannin, alkaloid, terpenes. Selain memiliiki aktivitas antimikroba, anti-jamur, anti-virus, anti-inflamasi, analgesik, imunomodulator, antioksidan dan anestesi.
Kayu manis (Cinnamomum zeylanicum) telah banyak digunakan sebagai obat tradisional yang bermanfaat untuk kesehatan. Kandungan utama senyawa aktif kayu manis yaitu cinnamaldehid, trans-cinnamaldehid, asam cinnamik, minyak esensial, dan eugenol. Senyawa aktif eugenol (75–85%), linalool (1.6−8.5%), (E)−cinnamaldehyde (0.6−1.5%), (E)−cinnamyl acetate (0.7–2.6%), β-caryophyllene (0.5–6.7%), eugenyl acetate (0.1–2.9%), and benzyl benzoate (0.1–8.3%) memiliki aktivitas antivirus influenza type A (H1N1).
Pala (Myristica fragrans) merupakan tanaman herbal yang banyak digunakan untuk pengobatan tradisional. Komponen biji pala terdiri dari minyak atsiri, minyak lemak, protein, selulosa, pentosan, pati, resin, dan mineral-mineral. Biji pala, digunakan untuk rempah-rempah dan tujuan pengobatan seperti karminatif, hipolipidemik, antitrombotik, agregasi antiplatelet, antijamur, afrodisiak, ansiogenik, antiulcerogenic, nematosidal, antitumor, anti-inflamasi dan menurunkan produksi Nitric Oxide.
Berita ini telah dipublikasikan di https://mipa.unnes.ac.id/v3/2021/06/potensi-wedang-uwuh-di-tengah-pandemi-covid-19/ pada tanggal 2 Juni 2021