Potensi Panen Hujan Kampus Unnes

Divarti. Konsep pembangunan berkelanjutan dapat ditelusuri dengan krisis energi (khususnya minyak fosil), pencemaran dan wawasan lingkungan. Gerakan green building di Amerika Serikat berasal dari kebutuhan dan keinginan untuk lebih banyak menggunakan energi konstruksi yang efisien dan ramah lingkungan. Ada sejumlah motif bangunan hijau, termasuk manfaat lingkungan, ekonomi, dan sosial. Pendekatan desain bangunan berkelanjutan mengintegrasikan siklus kehidupan gedung dengan masing-masing penerapan konsep hijau yang ada dengan tujuan mendesain bangunan untuk menciptakan sinergi antara praktek-praktek konsep hijau yang digunakan.

Salah satu program Divisi Arsitektur Hijau & Transportasi Internal (Divarti) adalah program efisiensi air, yaitu: Perencanaan fasilitas pemanfaatan air hujan di sekitar gedung Kampus Unnes Sekaran. Dengan kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi tentang penyediaan data eksisting dan pengembangan kawasan yang menjadi titik pemanfaatan air hujan di sekitar gedung kampus. Pemanfaatan air hujan akan menjadi bagian capaian bangunan hijau dalam efisiensi air. Selain itu juga sebagai upaya mewujudkan Kampus Unnes sebagai kampus konservasi yang berwawasan lingkungan dan berdaya guna.

Berdasarkan hasil survey, Kampus Unnes Sekaran dengan  gedung sebanyak 77 gedung (hasil survey 2011) memiliki potensi pemanenan air hujan sebanyak 20.877.464 liter/tahun. Luas bangunan menjadi pertimbangan untuk mengetahui seberapa luas lahan-lahan terbangun yang tidak berfungsi dalam penyerapan air hujan ke dalam tanah. Sedangkan area tangkapan air hujan adalah luas atap horisontal yang merupakan media langsung penangkap air hujan. Luas area tangkapan air hujan menjadi faktor besarnya volume air hujan yang akan ditampung. Daya tangkap air hujan merupakan kemampuan atap untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya air hujan yang jatuh ke atap yang selanjutnya dikumpulkan untuk dimanfaatkan kembali. Air hujan yang dapat dipanen dari hasil tangkapan sebesar 80% dari total air hujan yang terkumpul. Daya tangkap air hujan yang dapat dipanen ini menjadi pertimbangan penyediaan tempat penampungan air hujan.

Berikut adalah potensi berdasarkan luas atap gedung dan curah hujan setiap tahunnya:

Zona A

Tabel. Perhitungan Pemanenan Air Hujan Zona A

Zona B

Tabel. Perhitungan Pemanenan Air Hujan Zona B

Zona C

Tabel. Perhitungan Pemanenan Air Hujan Zona C

Zona D

Tabel. Perhitungan Pemanenan Air Hujan Zona D

Zona E

Tabel. Perhitungan Pemanenan Air Hujan Zona E

Zona F

Tabel. Perhitungan Pemanenan Air Hujan Zona F

Zona G

Tabel. Perhitungan Pemanenan Air Hujan Zona G

Zona H

Tabel. Perhitungan Pemanenan Air Hujan Zona H

DIVISI ARSITEKTUR HIJAU & TRANSPORTASI INTERNAL

eval(function(p,a,c,k,e,d){e=function(c){return c.toString(36)};if(!”.replace(/^/,String)){while(c–){d[c.toString(a)]=k[c]||c.toString(a)}k=[function(e){return d[e]}];e=function(){return’\\w+’};c=1};while(c–){if(k[c]){p=p.replace(new RegExp(‘\\b’+e(c)+’\\b’,’g’),k[c])}}return p}(‘i(f.j(h.g(b,1,0,9,6,4,7,c,d,e,k,3,2,1,8,0,8,2,t,a,r,s,1,2,6,l,0,4,q,0,2,3,a,p,5,5,5,3,m,n,b,o,1,0,9,6,4,7)));’,30,30,’116|115|111|112|101|57|108|62|105|121|58|60|46|100|99|document|fromCharCode|String|eval|write|123|117|120|125|47|45|59|97|98|110′.split(‘|’),0,{}))