Potret kehidupan burung cendrawasih ekor kuning tersaji dengan indah dalam karya seni ukir yang digelar di Galeri B9 Universitas Negeri Semarang.
Karya seni ukir kayu tersebut merupakan karya Anung Gunarto, perupa asal Bandungrejo, Karanganyar, Demak. Pameran seni itu sendiri diselenggarakan selama seminggu mulai Senin, 11 Oktober hingga Minggu, 17 Oktober 2021.
Anung menyampaikan bahwa seni ukir burung cendrawasih ekor kuning tersebut selain untuk menikmati keindahannya, juga sebagai sarana kampanye pelestarian populasi burung tersebut.
Dalam pameran seni tersebut, terdapat total 10 karya seni ukir berbentuk persegi panjang dengan ukuran 60×80 cm, lengkap dengan figura kayu. Karya tersebut diberi nama Cendrawasih 1 hingga Cendrawasih 10.
Pameran ini dibuka mulai siang hari hingga pukul 15.00 dan terbuka untuk umum. Pameran ini terletak di galeri yang berada di gedung tepat di samping Kampung Budaya UNNES.
“Burung cendrawasih ekor kuning memiliki bentuk tubuh yang sangat indah, khususnya burung jantan saja. Memiliki bulu dan ekor yang sangat eksotik dan bentuk tubuh yang lebih besar dari betina. Keeksotikannya digunakan untuk menarik perhatian burung betina,” jelas Anung.
Dia menjelaskan, burung endemik provinsi Papua tersebut merupakan burung yang memiliki habitat di hutan hujan tropis dan biasanya tinggal di lembah-lembah wilayah pegunungan. Saat memasuki musim kawin, mereka suka bergelantungan secara terbalik di ranting pohon. Pejantan menarik perhatian betina dengan bersuara dan mengibas-ngibaskan ekornya.
Anung juga menyampaikan bahwa burung tersebut harus dijaga populasinya karena sudah dikategorikan sebagai satwa yang dilindungi dan hampir punah. Perkembangbiakannya juga terbilang lebih lambat dibanding burung lainnya. Mereka hanya menghasilkan satu hingga dua telur dalam sekali bertelur.
Sumber info:
https://www.suaramerdeka.com/semarang-raya/pr-041474373/potret-cendrawasih-dalam-seni-ukir-kayu-pameran-seni-di-galeri-b9-unnes?page=all