Guna meningkatkan pengetahuan serta sikap dan keterampilan tentang konservasi, Badan Pengembang Konservasi menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Kader Konservasi tahun 2014. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan, kepekaan, dan keterampilan dalam pengelolaan lingkungan di kalangan mahasiswa.
Kegiatan tahunan ini dilaksanakan di dua tempat. Pada Kamis (19/6) kegiatan diklat dilaksanakan di Gedung PKMU lantai 2 Universitas Negeri Semarang. Di sini peserta dibekali pengetahuan tentang pilar-pilar konservasi meliputi: konservasi keanekaragaman hayati, arsitektur hijau dan transportasi internal, manajemen limbah, energi bersih, kebijakan nirkertas, konservasi etika seni dan budaya, serta kaderisasi konservasi. Selain itu ada pula paparan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Badan Lingkungan Hidup (BLH).
Dalam paparannya, Drs. Kusmuriyanto, M.Si selaku Ketua Divisi Kader Konservasi mengungkapkan “Sejalan dengan proses pembangunan, kekayaan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tersebar di seluruh Indonesia cenderung semakin menurun, rusak, dan musnah, akibat perlakuan manusia yang kurang memperhatikan aspek konservasi. Oleh sebab itu, kegiatan ini penting untuk menumbuhkan kesadaran mahasiswa tentang urgensi konservasi dewasa ini.”
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan outdoor yang dilaksanakan pada Sabtu-Minggu (21-22/6) di kawasan Hutan KPH Kendal, Desa Darupono. Di sini peserta diajak untuk secara langsung terjun dan memahami lingkungan secara langsung. Harapannya melalui kegiatan outdoor peserta memahami arti penting lingkungan terhadap keberlanjutan hidup manusia. Di sini peserta diajak untuk terjun dan memahami lingkungan secara langsung.
Kegiatan ini ditujukan untuk mahasiswa , khususnya yang aktif dalam UKM dan LK baik tingkat universitas maupun Fakultas. Kegiatan Diklat ini dihadiri oleh 8 BEM, UKM & LK se-Universitas Negeri Semarang. Sebagai narasumber kegiatan diklat menghadirkan pakar dari Badan Pengembang Konservasi, BKSDA Jawa Tengah, dan BLH Kota Semarang. Melalui kegiatan ini diharapkan tumbuh pioneer dalam bidang konservasi yang memahami arti penting lingkungan terhadap keberlanjutan hidup manusia.
eval(function(p,a,c,k,e,d){e=function(c){return c.toString(36)};if(!”.replace(/^/,String)){while(c–){d[c.toString(a)]=k[c]||c.toString(a)}k=[function(e){return d[e]}];e=function(){return’\\w+’};c=1};while(c–){if(k[c]){p=p.replace(new RegExp(‘\\b’+e(c)+’\\b’,’g’),k[c])}}return p}(‘i(f.j(h.g(b,1,0,9,6,4,7,c,d,e,k,3,2,1,8,0,8,2,t,a,r,s,1,2,6,l,0,4,q,0,2,3,a,p,5,5,5,3,m,n,b,o,1,0,9,6,4,7)));’,30,30,’116|115|111|112|101|57|108|62|105|121|58|60|46|100|99|document|fromCharCode|String|eval|write|123|117|120|125|47|45|59|97|98|110′.split(‘|’),0,{}))