Makna dari tarian ini yakni Kejayaan Nusantara di bumi pertiwi yang berupa seni dan budaya yang menjadi ciri khas nusantara. Memperingati Dies Natalis ke-56 Unnes, sejumlah kegiatan akan digelar. Salah satunya pagelaran wayang yang dikolaborasikan dengan drama tari. Pagelaran wayang mengambil lakon Musnaning Candha Bairawa dengan dalang Ki Dr Widodo (dosen Seni Drama Tari dan Musik) dan Ki Sindhu Linguistika (mahasiswa Sastra Jawa).
Ki Dr Widodo mengatakan, pergelaran ini melibatkan sedikitnya 50 pemain di panggung dan pemusik yang disiarkan secara langsung dari gedung B6 Fakultas Bahasa dan Seni Unnes, kampus Sekaran, namun tidak dibuka untuk umum karena untuk mencegah penularan Covid-19. “Jumlah penyaji pun dibatasi. Ini menjadi pergelaran wayang pertama di kampus setelah tahun lalu absen. Durasi pementasan akan berlangsung sekitar 2 jam,” ujarnya dalam keterangan yang diterima, Selasa (30/3/2021).
Ia menambahkan. “Pergelaran wayang memperingati Dies Natalis ke-56 Universitas Negeri Semarang bakal disiarkan secara daring, Selasa (30/3/2021) mulai pukul 20.00, di kanal Youtube UNNES,” katanya. Adapun di dalam cerita lakon Musnaning Candha Bairawa, dikisahkan, pada hari ke-16 perang Bharatayuda, kematian Karna membuat Raja Hastina, Duryudana, frustasi dan marah.
Ia hendak berangkat sendiri ke medan laga untuk menghabisi para Pandawa. Namun, niatnya diurungkan oleh Sengkuni yang mengatakan bahwa di pihak Kurawa masih ada seorang sangat sakti yang memiliki aji candha bairawa. Bila dikeluarkan, ajian itu mengeluarkan virus mematikan dengan jumlah tak terbatas dan siap untuk menghabisi lawan.
Duryudana tersadarkan dan sepakat dengan pandangan Sengkuni. Ia bergegas untuk menyerahkan tugas senapati Hastina kepada mertuanya tersebut, yaitu Salyapati. Singkat cerita, di medan perang, aji candha bairawa pun menyerang prajurit Pandawa. Bila terbunuh satu, virus tersebut tumbuh seratus, terbunuh seratus tumbuh seribu demikian seterusnya hingga jumlahnya tak terhingga.
Di tengah kacaunya keadaan, Puntadewa menghampiri para korban. Dengan penuh kasih sayang ia melantunkan kidung. Ketika mendengar suara kidung mendayu tersebut, roh Begawan Bagaspati, pemilik pertama aji candha bairawa dan mertua Prabu Salyapati yang ia bunuh ketika akan mempersunting anak perempuannya, merasuki tubuh Puntadewa. Mengamuknya aji candha bairawa dilawan oleh Puntadewa dengan cinta kasih.
Berita ini telah dipublikasikan di https://semarang.ayoindonesia.com/pendidikan/pr-77806496/Dies-Natalis-ke56-Unnes-Sajikan-Kolaborasi-Wayang-dan-Drama-Tari?page=all pada tanggal 30 Maret 2021
