Universitas Negeri Semarang (UNNES) kembali sukses menyelenggarakan International Summer Course 2025, acara tiga hari yang diselenggarakan dari Rabu hingga Jumat, 7–9 Mei 2025. Tahun ini, kursus tersebut mengusung tema “Hidup dengan Cara Lokal: Alam, Seni, dan Budaya,” yang menunjukkan dedikasi UNNES untuk terus membangun dirinya sebagai universitas yang disegani di dunia dan menjadi pelopor dalam pendidikan yang berfokus pada konservasi.
Acara ini diresmikan oleh Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Bisnis, dan Hubungan Internasional, Prof. Dr. Nur Qudus, MT., IPM, dan disambut baik oleh para dekan dan wakil dekan atas kerja sama dari seluruh fakultas di UNNES, tim kolaborasi antar-fakultas, beserta staf fakultas dan pengajar kursus.
Dalam sambutan pembukaannya, Alfath Yuniarto, Kepala SDG Center dan Kantor Urusan Internasional di UNNES, menyoroti bahwa inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk menonjolkan kekayaan alam dan budaya Jawa Tengah, tetapi juga berperan langsung dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya Tujuan 4 (Pendidikan Berkualitas), Tujuan 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan), Tujuan 13 (Aksi Iklim), dan Tujuan 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
Tahun ini, Summer Course diikuti oleh 60 peserta dari 32 negara, yang terdiri dari 37 mahasiswa dari lembaga mitra UNNES di seluruh dunia dan 23 mahasiswa asing yang belajar di UNNES melalui program KNB, Darmasiswa, dan beasiswa internasional standar. Peserta berasal dari berbagai negara, termasuk Pakistan, Tanzania, Mesir, Myanmar, Sri Lanka, Nigeria, Yaman, India, Bangladesh, Somalia, Sierra Leone, Afghanistan, Aljazair, Filipina, Madagaskar, Kazakhstan, Jepang, Korea Selatan, Palestina, Papua Nugini, dan banyak lagi.

Kegiatan dilanjutkan dengan mengunjungi Lab Batik yang ada di Gedung E10 Fakultas Teknik UNNES yang sudah disambut oleh Dekan FT UNNES Prof. Dr. Wirawan Sumbodo, M.T. beserta Wakil Dekan. Disana peserta Summer Course diberi perkuliahan terkait batik dan diberi arahan langsung oleh Dosen-dosen rumpun PKK FT UNNES. Semoga dengan adanya kegiatan membatik tersebut dapat menjadikan batik lebih terkenal di kancah dunia internasional.




