Sekar Ayu merupakan brand fashion pada Program Studi Pendidikan Tata Busana Universitas Negeri Semarang. Pada event Semarang Fashion Trend (SFT) 2023, Sekar Ayu UNNES mengusung Thrifty Chic sebagai tema pada koleksi kali ini. Bahan dan proses pembuatan karya berupa upcycle, yang dimana baju-baju yang lama tersimpan digunakan kembali serta direka ulang untuk ditambahkan aksen berupa olahan bahan, ataupun dirubah menjadi bentuk dan tampilan yang jauh berbeda. Hal ini sejalan dengan visi UNNES sebagai universitas konservasi yang menerapkan konsep sustainable fashion.
Pada event Semarang Fashion Trend 2023 yang digelar pada hari Rabu – Sabtu (9-12 Agustus 2023) di Fashion Runway Hall, BBPVP Semarang, Sekar Ayu UNNES menampilkan 2 produk koleksi fashion. Koleksi yang pertama yaitu “Ancient Bones”, yang mengacu pada trend forecasting The Survivors-Thrifty Chic. Penggunaan busana-busana yang telah lama tersimpan dan sudah agak pudar warnanya kemudian digunakan kembali. Pada desain busana ini memiliki sumber ide busana ready to wear dengan style streetwear. Streetwear diketahui sebagai busana jalanan yang sekitar tahun 90-an menjadi trend global. Bahan utama yang digunakan dalam busana ini adalah denim jeans yang di lunturkan menggunakan teknik “discard” untuk membuat motif abstrak pada bahan denim jeans. Desainer yang merancang koleksi pertama yaitu mahasiswa Program Pendidikan Tata Busana UNNES atas nama Syifa Rahma Qonita, Siti Nur Meisaroh, Ulin Nur Kholifah, dan Tariesya Rahmawaty Gunawan.
Koleksi kedua yang ditampilkan pada event Semarang Fashion Trend 2023 dengan mengangkat tema “Upcycle Become Chic” berangkat dari munculnya fenomena fast fashion dikarenakan trend yang cepat berganti akibat dari tuntutan masyarakat pada fesyen, mengakibatkan eksploitasi pakaian besar-besaran. Konsep desain ini memiliki bentuk dan detail yang berlebihan, heboh, seru, dominan serba besar dan mencolok. Warna yang digunakan dalam desain ini pun sangat tajam dan menonjol yang memberikan kombinasi warna kontras, yaitu warna yang berlawanan satu dengan yang lainnya. Salah satu untuk mengurangi dampak eksploitasi bahan denim adalah dengan metode Upcycle. Upcycle merupakan teknik mendaur ulang pakaian yang sudah tidak digunakan atau tidak memiliki nilai jual lagi, menjadi busana yang menghasilkan nilai jual dan layak pakai. Selain menggunakan denim, pemilihan bahan pendukungnya yaitu kain Tenun Troso Jepara dan kain Lurik Prasodjo. Desain yang digunakan yaitu menggunakan look Streetwear dengan pelengkap busana seperti mata ayam, peniti, rantai, topi, dan sneakers. Teknik pembuatan dari koleksi kedua ini terdiri dari pengkakuan denim, bleaching, cat, burn out, slashing, dan patchwork. Desainer yang merancang koleksi kedua ini yaitu mahasiswa Program Pendidikan Tata Busana UNNES atas nama Putri Adhitya, Junissa Amalia Adani, Denta Aditya, dan Istyanti Hutagalung. Adapun karya koleksi SFT 2023 ini dibimbing oleh Dosen pembimbing Dr. Sri Endah Wahyuningsih, M.Pd., Dra. Widowati, M.Pd., Roudlotus Sholikhah, S.Pd., M.Pd., dan Atika, S.Pd., M.Pd.