Masih dalam rangkaian (IPHPS) 2016 yang diselenggaran IKM FIK Unnes, Jumat (22/9) dengan tempat yang sama Jurusan IKM menyelenggarakan Seminar Nasional. Seminar yang diikuti 420 peserta tersebut mengambil tema “Akselerasi Pembangunan Kesehatan Yang Berbasis Teknologi Dan Terintgrasi Dengan Kebijakan Pembangunan Nasional” dan menghadirkan Hendrar Priadi, SE, M.M sebagai Walikota Semarang yang dalam kesempatan hari ini diwakilkan oleh staff khususnya, Prof. Dr. Dr. Oktia Woro.K.H, M.Kes sebagai Guru Besar Kesehatan Masyarakat, dr. Adang Bachtiar, M.PH, Sc.D Sebagai Ketua IAKMI dan dr. Agustin Kusumayati M.Sc, Ph.D sebagai Ketua UKSKMI.
Dalam materinya, Walikota Semarang menunjukkan bagaimana Kota Semarang menuju Smart City dimana semua pembangunan akan segera dipercepat dan terintegrasi dengan Teknologi Informasi. Dimana salah satu pokok utamanya adalah pembangunan kesehatan. Ke depan Kota Semarang akan dibebaskan biaya berobat bagi warga yang sakit.
Materi ke dua disampaikan oleh dr. Agustin Kusumayati M.Sc, Ph.D yaitu “Profesionalisme Sarjana Kesehatan Masyarakat Dalam Pembangunan Kesehatan” sedangkan materi tentang profil pendidikan kesehatan di sekolah dasar Se-Kota Semarang disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Oktia Woro.K.H, M.Kes.
Selain pemaparan oleh para pakar, kegiatan yang berlangsung sehari penuh ini dilanjutkan dengan presentasi oral dan poster oleh para peserta dengan topik biostatistika, epidemiologi, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan dan ilmu perilaku, administrasi kesehatan masyarakat, gizi masyarakat, kesehatan dan keselamatan kerja, kesehatan olahraga dan pendidikan kesehatan sekolah.
Keberhasilan AIPTKMI dan IAKMI menghasilkan KomNas UKSKMI serta pengakuan Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) atas profesi kesehatan masyarakat di Indonesia merupakan permulaan kebangkitan profesi ini. Tantangan berikutnya muncul baik dari institusi pendidikan, internal organisasi profesi, serta profesi kesehatan lain. Tantangan dimulai dari masih tingginya disparitas mutu pendidikan kesehatan masyarakat di Indonesia. Dari internal organisasi, IAKMI memiliki banyak agenda pengembangan profesi yang belum tercapai. Kehadiran PERSAKMI juga menjadi tantangan untuk semakin mendorong semangat IAKMI dalam pengembangan profesi. IAKMI dan AIPTKMI juga menghadapi kendala hingga sampai saat ini belum ada hasil nyata terbentunya profesi kesmas level 7 KKNI. Tantangan dari profesi lain juga tidak kalah hebat. Saat ini telah lahir jenis tenaga kesehatan baru, yaitu dokter layanan primer (DLP). Berbagai tantangan lain juga menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat untuk mewujudkan cita-cita profesi kesehatan masyarakat.
Memperhatikan carut marut pengembangan profesi kesehatan masyarakat di atas, maka dipandang perlu adanya forum ilmiah sebagai ikhtiar nasional pengembangan profesi kesehatan masyarakat. Forum tersebut diharapkan dapat melahirkan gagasan yang dapat memperbaiki peta jalan menuju profesi.
Semoga dengan adanya seminar ini dapat memecahkan masalah kesehatan dan dapat membantu percepatan pembangunan kesehatan di Indonesia.