Berbeda dengan guru yang mempunyai beban kerja 24 jam tiap pekan, seorang kepala laboratorium hanya 12 jam. Meskipun lebih sedikit, namun untuk menjadi seorang kepala laboratorium tidaklah mudah.
Untuk menjadi kepala laboratorium harus mendapatkan sertifikat dari perguruan tinggi atau lembaga yang ditetapkan pemerintah.
Hal itulah yang melatarbelakangi penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kepala Laboratorium Sekolah oleh Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (PPs Unnes). Menggandeng Himpunan Pendidik dan Penguji Seluruh Indonesia (HIPPSI), Unnes menyelenggarakan kegiatan di Kampus Bendan Ngisor Semarang, Jumat (22/3). Diklat ini menganut pola 300 jam dan berlangsung hingga Mei 2013.
Diklat dibuka oleh Rektor Unnes Prof Sudijono Sastroatmodjo didampingi Direktur PPs Unnes Prof Samsudi dan Ketua HIPPSI Prof Wasino.
Rektor Sudijono Sastroatmodjo mengatakan Diklat ini merupakan salah satu wujud Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat. “Berbeda dengan pembagian dalam matematika yang jika dibagi terus akan habis, semangat berbagi yang dilakukan Unnes tidak akan pernah habis jika dibagi.” ujarnya.
Sedangkan Direktur PPs Prof Samsudi mengatakan, kepala laboratorium dapat berasal dari guru atau laboran dan harus mempunyai sertifikat dari perguruan tinggi. Aturan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 26 Tahun 2008.
“Selama ini pekerjaan sebagai kepala laboratorium belum mendapatkan apresiasi yang pantas. Dengan adanya aturan sertifikasi ini kepala laboratorium akan mendapat penghargaan sesuai dengan tugas-tugasnya,” tandasnya.
Tingkatkan Kualitas
Sebelumnya, rektor juga membuka Diklat Pelatihan Karya Ilmiah dan Penelitian Tindakan Kelas. Prof Sudijono berpesan agar peserta Diklat benar-benar memanfaatkan kegiatan ini karena saat ini guru harus dinamis demi meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
“Setiap tahun siswa selalu berganti, jangan sampai guru menggunakan metode yang sama untuk mengajar di kelas,” katanya.
Senada dengan Rektor Sudijono Sastroatmodjo, Direktur PPs Prof Samsudi yang turut mendampingi mengatakan guru tak ubahnya dokter yang harus mengetahui penyakit sekecil apapun di kelas.
“Inovasi pembelajaran harus selalu tumbuh guna meningkatkan kualitas pendidikan,” katanya.
Diklat Pelatihan Karya Ilmiah dan Penelitian Tindakan Kelas diikuti oleh ratusan guru TK, SD, SMP, hingga SMA. Sedangkan Diklat Kepala Laboratorium diikuti puluhan guru SMP/MTS dan SMA/MA/SMK se-Jawa Tengah.
Liliek H dan Angga S
kapan ada pelatihan lagi utk kepala laboratorium IPA?
Untuk daerah luar pulau jawa gmni pak untuk bs ikut
Untuk pulau di luar jawa, bgmn. Cara ikut serta dalam kegiatan ini
Bgmn dg di luar jawa?? di NTT kmi blm ada program diklat utk Kepaala lab? smntr sertifikasi sdh hrs ada lisensi?
Boleh mengajukan program kerjasama melalui dinas terkait
KAPAN ADA PELATIHAN KEPALA LABORAN LAGI PAK
Mohon info pelatihan kepala perpustakaan ada lagi kapan ya di tahun 2018 ini
Pantau terus web ini.